my litle

my litle
Cibibibi cayang mama

Selasa, 31 Mei 2016

LARVA MIGRANS







PENDAHULUAN
 
            Cutaneus Larva Migran (CLM) adalah penyakit infeksi kulit parasit yang sudah dikenal sejak tahun 1874. Awalnya ditemukan pada daerah-daerah tropikal dan subtropikal beriklim hangat, saat ini karena kemudahan transportasi keseluruh bagian dunia, penyakit ini tidak lagi dikhususkan pada daerah-daerah tersebut. Creeping itch atau rasa gatal yang menjalar, merupakan karakteristik utama dari CLM.
            Pemeliharaan hewan kesayangan seperti anjing dan kucing jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang baik tentang penyebaran penyakit dapat meningkatkan resiko penularan penyakit dari hewan ke hewan lain atau ke manusia lain. Ditambah lagi dengan banyak nya hewan yang hidup liar dan tidak mempunyai majikan, sehingga angka penularan penyakit akan meningkat.
            Invasi ini sering terjadi pada anak-anak terutama yang sering berjalan tanpa alas kaki,atau yang sering berhubungan dengan tanah atau pasir. Demikian pula para petani atau tentara sering mengalami hal yang sama. Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis  yang hangat dan lembab misalnya di Afrika, Amerika Selatan dan Barat di Indonesia pun banyak dijumpai.
            Faktor resiko utama bagi penyakit ini adalah kontak dengan tanah lembab atau berpasir, yang telah terkontaminasi dengan feces anjing atau kucing. Penyakit ini lebih sering dijumpai pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Pada orang dewasa, faktor resiko nya adalah pada tukang kebun, petani, dan orang-orang dengan hobi atau aktivitas yang berhubungan dengan tanah lembab dan berpasir. CLM dapat diterapi dengan beberapa cara yang berbeda, yaitu: terapi sistemik (oral) atau terapi topikal. Berdasarkan beberapa penelitian yang ada terapi sistemik merupakan terapi yang terbaik karena tingkat keberhasilannya lebih baik daripada terapi topical.

ANATOMI
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7-3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5-1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
1. Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam).
1.   Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2.   Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3.  Stratum Granulosum. Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
5.   Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.

Fungsi Epidermis: Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).

 2. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan : ·      Lapisan papiler: tipis mengandung jaringan ikat jarang. ·      Lapisan retikuler: tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.

Subkutis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis atau hipodermis: melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

DEFINISI 
Creeping eruption adalah kelainan kulit khas berupa garis lurus atau berkelok-kelok, progresif, akibat larva yang kesasar. Sedangkan creeping eruption, istilah ini digunakan pada kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh invansi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing. Cutaneous larva migrans dapat juga disebut creeping eruption, dermatosis linearis migrans, sandworm disease (di Amerika Selatan larva sering ditemukan ditanah pasir atau di pantai), atau strongyloidiasis (creeping eruption pada punggung).
                     Penyebabnya adalah cacing tambang yang biasa hidup di dalam tubuh kucing atau anjing, yaitu ancylostoma braziliensis dan ancylostoma caninum. Telur cacing masuk ke tubuh manusia melalui kontak kulit dengan telur yang berada di kotoran anjing atau kucing.
Etiologi umum dan di mana parasit dari kulit larva migrans (CLM) yang paling sering ditemukan adalah sebagai berikut:
a. braziliense Ancylostoma (cacing tambang dan domestik anjing liar dan kucing) adalah penyebab paling umum. Hal ini dapat ditemukan di Amerika Serikat tengah dan selatan, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia.
b. Ancylostoma caninum (cacing tambang anjing) ditemukan di Australia.
c. Uncinaria stenocephala (cacing tambang anjing) ditemukan di Eropa.
d. Bunostomum phlebotomum (ternak cacing tambang)
 PATOGENESIS




Penyebab utama adalah larva yang berasal dari cacing tambang binatang anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum. Selain itu dapat pula disebabkan oleh larva dari beberapa jenis lalat, seperti Castrophillus (the horse bot fly) dan cattle fly. Biasanya larva ini merupakan stadium ketiga siklus hidup. Nematoda hidup pada hospes (anjing, kucing atau babi), ovum terdapat pada kotoran binatang dan karena kelembapan berubah menjadi larva yang mempu mengadakan penetrasi kekulit.
Larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan tanpa tujuan sepanjang dermoepidermal, setelah beberapa jam atau hari, akan timbul gejala di kulit. Reaksi yang timbul pada kulit, bukan diakibatkan oleh parasit, tetapi disebabkan oleh reaksi inflammasi dan alergi oleh sistem immun terhadap larva dan produknya. Pada hewan, Larva ini mampu menembus dermis dan melengkapi siklus hidupnya dengan berkembang biak di organ dalam.
Sedangkan pada manusia, larva memasuki kulit melalui folikel, fissura atau menembus kulit utuh menggunakan enzim protease, tapi infeksi nya hanya terbatas pada epidermis karena tidak memiliki enzym collagenase yang dibutuhkan untuk penetrasi kebagian kulit yang lebih dalam.


GEJALA KLINIS
Masuknya larva ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas. Mula-mula, pada point of entry, akan timbul papul, kemudian diikuti oleh bentuk yang khas, yakni lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok (snakelike appearance bentuk seperti ular) yang terasa sangat gatal, menimbul dengan lebar 2-3 mm, panjang 3-4 cm dari point of entry, dan berwarna kemerahan.
Adanya lesi papul yang eritematosa ini menunjukkan larva tersebut telah berada dikulit selama beberapa jam atau hari. Rasa gatal dapat timbul paling cepat 30 menit setelah infeksi, meskipun pernah dilaporkan late onset dari CLM. Perkembangan selanjutnya papul merah ini menjalar seperti benang berkelok- kelok, polisiklik, serpiginosa, menimbul dan membentuk terowongan (burrow), mencapai panjang beberapa sentimeter dan bertambah panjang beberapa milimeter atau beberapa sentimeter setiap harinya. Umumnya pasien hanya memiliki satu atau tiga lintasan dengan panjang 2-5 cm. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari, sehingga pasien sulit tidur.
           Rasa gatal ini juga dapat berlanjut, meskipun larva telah mati. Terowongan yang sudah lama, akan mengering dan menjadi krusta, dan bila pasien sering menggaruk, dapat menimbulkan iritasi yang rentan terhadap infeksi sekunder. Larva nematoda dapat ditemukan terperangkap dalam kanal folikular, stratum korneum atau dermis.
           Tempat predileksi adalah di tempat-tempat yang kontak langsung dengan tanah, baik saat beraktivitas, duduk, ataupun berbaring, seperti di tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha juga di bagian tubuh di mana saja yang sering berkontak dengan tempat larva berada.

PATOFISIOLOGI
Telur parasit dalam kotoran binatang yang terinfeksi cacing tambang ( anjing dan kucing) dilepaskan ke tanah, lumpur dan pasir hingga menjadi larva. Manusia mendapatkan infeksi apabila larva infektif dari tanah menembus kulit. Biasanya larva ini merupakan stadium tiga siklus hidupnya. Pada Manusia, bila tanah, lumpur dan pasir yang terkontaminasi kotoran tadi kontak dengan kulit, larva akan berpenetrasi kekulit manusia dan memulai migrasinya pada epidermis bagian bawah melalui folikel rambut atau kulit yang terluka. Larva ini tidak dapat mengadakan penetrasi ke dermis manusia, maka tidak dapat terjadi siklus hidup yang normal. Manusia merupakan hospes yang tidak tepat bagi larva tersebut, sehingga larva akhirnya akan mati. Masa inkubasi dapat terjadi beberapa hari dan penyakit ini dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan bila tidak diobati.
Pada binatang, larva dapat berpenetrasi lebih dalam sampai lapisan dermis serta menginfeksi darah dan jaringan limpha. Cacing tambang yang sampai lumen usus akan bereproduksi menghasilkan lebih banyak telur lalu dieksresikan melalui feces dan mulailah siklus baru.

 DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas gambaran klinis dengan ditemukannya lesi yang khas, yakni terdapatnya kelainan seperti benang yang lurus atau berkelok-kelok, menimbul dan terdapat papul atau vesikel diatasnya. Biopsi kurang mempunyai arti karena larva sulit ditemukan. Penyakit ini akan sembuh sendiri (self limited), sekitar 50% larva mati dalam 12 minggu walaupun tanpa terapi.

DIAGNOSIS DIFFERENTIAL
Dengan melihat adanya terowongan harus dibedakan dengan skabies, pada skabies terowongan yang terbentuk tidak akan sepanjang seperti pada penyakit ini. Bila melihat bentuk yang polisiklik sering dikacaukan dengan dermatofitosis. Pada permulaan lesi berupa papul, sering diduga insect bite.
            Dengan melihat adanya terowongan harus di bedakan dengan scabies,pada scabies terowongan yang terbentuk tidak sepanjang penyakit ini.bila melihat bentuk yang polisiklik sering di kacaukan dengan dermatofitosis.pada permulaan lesi berupa papul,karena itu sering di duga insects bite.bila infasi larva yang mutipel timbul serempak,papul-papul lesi dini sering menyerupai herpes zoster stadium permulaan.

PENATALAKSANAAN
      Cutaneous larva migrans ini adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri. Berapa lama penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya tergantung spesies larva yang menginfeksi. Pada beberapa kasus, lesi akan sembuh tanpa terapi dalam 4 sampai 8 minggu. Tetapi, terapi yang efektif dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini. Adapun terapi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
a. Medikamentosa
1) Pengobatan sistemik ( oral )
        Obat oral tiabendazol digunakan dengan dosis 25-50 mg/kgBB dua kali sehari selama 2-4 hari dengan dosis maksimal 2-4 gram sehari. Terapi ini diberikan jika lesi luas dan terapi topikal tidak berhasil Efek samping berupa pusing, kram, mual dan muntah. Juga dapat digunakan albendazol 400 mg per oral, dosis tunggal selama 2 hari berturut-turut Gatal dapat hilang dalam 24-48 jam estela terapi dimulai dan dalam seminggu sebagian lesi atau terowongan dapat diresolusi.
2) Pengobatan topikal
        Obat pilihan berupa tiobendazol topikal 10%, diaplikasi 4 kali sehari selama satu minggu.Topikal thiabendazole adalah pilihan terapi pada lesi yang awal, untuk melokalisir lesi., menurangi lesi multiple dan infeksi folikel oleh cacing tambang. Obat ini perlu diaplikasikan di sepanjang lesi dan pada kulit normal di sekitar lesi. Dapat juga digunakan solutio tiobendazol 2% dalam DMSO (dimetil sulfoksida) atau tiobendazol topikal ditambah kortikosteroid topikal yang digunakan secara oklusi dalam 24-48 jam.
3)Cryotheraph
 Terapi lama, yaitu pembekuan lesi, menggunkan etil klorida atau dry ice. Terapi ini efektif bila epidermis terkelupas bersama parasit. Seluruh terowongan harus dibekukan karena parasit diperkirakan berada dalam teroongan. Cara ini bersifat traumatik dan hasilnya kurang dapat dipercaya.
Berikut tabel beberapa obat antihelmintes yang bisa digunakan.
·            Non Medikamentosa
Dapat dicegah dengan meningkatkan sistem sanitasi yang baik terutama yang terkait dengan feses . Pemakaian sepatu pada area dimana banyak terdapat penyakit cacing tambang. Memperhatikan kebersihan dan menghindari kontak yang terlalu banyak dengan hewan-hewan yang merupakan karier cacing tambang.











Jumat, 14 Juni 2013

ULTRASONOGRAFI (USG)


Ultrasonografi merupakan salah satu teknologi kesehatan yang bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Ultrasonografi atau disingkat USG adalah suatu kaidah pemeriksaan tubuh menggunakan gelombang bunyi pada frekuensi tinggi. Teknologi USG tidak asing bagi kaum ibu karena mereka biasanya menggunakannya pada masa kehamilan untuk memonitor keadaan janin dalam kandungan. USG ini adalah salah satu aplikasi teknologi radar dan telah ada sejak puluhan tahun lalu. Lebih jauh kea rah medis, USG medis (sonografi) dapat diartikan sebagai sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, struktur, dan luka patologi, sehingga teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Namun biasanya sonografi obstetrik digunakan ketika masa kehamilan.
Prisip USG adalah penggunaan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 cpd (Cycles per detik- Hertz). Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini mengunakan frekuensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).
Perangkat USG terdiri dari transducer, monitor, dan mesin USG. Transducer adalah komponen USG yang ditempelkan  pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transducer terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transducer. Monitor merupakan perangkat yang digunakan untuk menampilkan display hasil USG dan mengetahui arah dan gerakan jarum menuju sasaran. Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG merupakan CPU dalam teknologi USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC termasuk untuk mengubah gelombang hasil USG menjadi gambar.
Dalam pemeriksaan kandungan dengan USG, ada dua metode yang lazim ditempuh. Pertama, metode transabdominal. Metode ini paling dikenal karena ditemukan lebih dahulu. Dokter akan mengoleskan semacam jelly di perut lalu menggerakkan transducer untuk memperoleh gambaran yang dikehendaki. Secara sederhana, jelly berfungsi mempertinggi kemampuan mesin USG untuk mengantarkan gelombang suara. Metode kedua adalah transvaginal. Pada metode ini, transducer dimasukkan ke vagina. Dengan cara ini, gambar yang dihasilkan lebih jelas karena resolusi yang lebih tinggi. Maklum, obyek yang diperiksa berada lebih dekat dengan transducer ketimbang pada metode transabdominal. Sebagai catatan, metode transvaginal dijamin tidak berefek negatif apa pun untuk wanita hamil dan janin yang dikandungnya. Prosedur pemeriksaan dengan metode ini memakan waktu sekitar 15 menit. Selama pemeriksaan, pasien dapat menyaksikan gambar-gambar bayinya melalui monitor.
Pemeriksaan USG tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. USG juga tidak berbahaya bagi janin karena USG tidak mengeluarkan radiasi gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar rontgen. USG baru berakibat negatif jika telah dilakukan sebanyak 400 kali. Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk menentukan kelainan berbagai organ tubuh. Jadi, jelas bahwa dalam penggunaan USG untuk menegakkan diagnosa medis tidak memiliki kontra indikasi atau efek samping terhadap pasien.
Ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam penggunaan USG, yaitu lebih kepada persiapan pasien, walaupun sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus. Walaupun demikian pada penderita obstivasi, sebaiknya semalam sebelumnya diberikan laksansia. Untuk pemeriksaan alat- alat rongga di perut bagian atas, sebaiknya dilakukan dalam keadaan puasa dan pagi hari dilarang makan dan minum yang dapat menimbulkan gas dalam perut karena akan mengaburkan gambar organ yang diperiksa. Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi pasif yang maksimal. Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus penuh. Pasien akan diminta untuk menurunkan  celana/rok hingga pangkal paha. Setelah itu gel dingin, sebagai konduktor gelombang  suara akan dioleskan di atas perut pasien. Sonografer akan menggunakan suatu alat untuk menghasilkan gelombang suara ke dalam rahim. Alat tersebut digerakan perlahan di atas perut pasien. Gelombang suara dipantulkan oleh tulang dan jaringan tubuh kembali ke alat pemindai sebagai sinyal listrik untuk mengghasilkan citra berwarna hitam dan putih dari si janin. Biasaanya pada kehamilan trimester 1, dianjurkan agar pasien tidak buang air kecil dulu atau banyak minum agar dapat melihat rahim dan janin dengan lebih baik.
Setelah dilakukan proses USG, akan diperoleh hasil berupa print out USG. Pada hasil USG, selain gambar janin, terdapat tabel-tabel atau angka-angka yang diukur dari pengukuran dokter terhadap tungkai lengan, kaki, dan diameter kepala. Itu semua bisa menghasilkan rumus yang menunjukkan berat janin. Namun hanya dokter yang bisa membacanya. Adapun istilah umum yang biasa diketahui, yaitu :
  1. LMP (last menstrual period):  hari pertama haid terakhir.
  2. EDD (LMP): taksiran persalinan berdasarkan tanggalan menstruasi.
  3. GA (Gestational Age). Ini menunjukkan perkiraan umur kehamilan, berdasarkan panjang tungkai lengan, tungkai kaki ataupun diameter kepala. Jika salah satu dari GA di foto USG menunjukkan besaran yang tidak normal, dokter langsung bisa mendeteksinya sebagai kelainan. Terutama GA di bagian kepala
Dalam print out hasil USG juga terdapat kolom Fetal Biometry, dari kolom ini dapat dibaca informasi-informasi sebagai berikut :
  1. BPD: Biparietal diameter. Ini adalah ukuran tulang pelipis kiri dan kanan. Biasa digunakan untuk mengukur janin di trimester dua atau tiga.
  2. HC: Head Circumferencial atau lingkaran kepala
  3. AC: Abdominal Circumferencial. Ukuran lingkaran perut bayi. Jika dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan berat bayi.
  4. FL: Femur Length. Merupakan ukuran panjang tulang paha bayi.
  5. FW: Fetal weight atau berat janin
Biasanya, yang diperiksa saat USG adalah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilan, yaitu :
  1. Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada awal kehamilan 5 ½ minggu, kemudian detak jantung janin biasanya diketahui dalam usia tujuh minggu.
  2. Mengetahui usia kehamilan
  3. Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.
  4. Masalah dengan plasenta. USG bisa menilai dan mengetahui kondisi plasenta, apakah ada masalah misalnya seperti plasenta previa.
  5. Kehamilan kembar. Dengan pemeriksaan USG bisa mengetahui apakah ada satu atau lebih fetus di rahim.
  6. Mengukur cairan ketuban. Jumlah cairan ketuban dapat dinilai dengan USG, sehingga jika terjadi masalah ketika kandungan kelebihan cairan ketuban atau terlalu sedikit.
  7. Kelainan letak janin. Tidak saja kelainan janin dalam rahim, tetapi bisa juga mengetahui kelainan yang bisa diketahui dengan USG, seperti ; hydrocefalus, kelainan jantung, down syndrome.
  8. Mengetahui jenis kelamin bayi.
Penggunaan USG tidak hanya untuk masalah kandungan dan kebidanan, tapi juga dapat memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan kesehatan, yaitu dapat dengan mudah dan murah mendeteksi sesuatu. Diantaranya adalah : USG mampu menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis, dapat membedakan kista dengan massa yang  solid, dapat mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya. USG dapat digunakan untuk pengukuran dan penetuan volum, pengukuran aneurisma arterial, fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi. USG juga dapat menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain). Dari hasil diagnosis seperti ini, dapat ditentukan bagaimana tindakan medis selanjuntnya, contohnya adalah menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat.



Jenis - jenis USG

1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik, sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

Kamis, 06 Desember 2012

album nha






KEHAMILAN LEWAT WAKTU (POST TERM)


 

 

 

KEHAMILAN LEWAT WAKTU (POST TERM) 

DEFINISI
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap disebut sebagai post term atau kehamilan lewat waktu.

ETIOLOGI
Etiologi pasti belum diketahui. Faktor yang dikemukakan adalah hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksotosin kurang. Faktor lain menurut Nwoso dan kawan-kawan adalah adanya perbedaan dalam rendahnya kadar cortisol pada darah bayi sehingga disimpulkan kerentanan akan stress merupakan faktor tidak timbulnya his, selain kurangnya air ketuban dan insufiensi plasenta.

DIAGNOSIS

1) Bila tanggal hari pertama haid terakhir dicatat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar.

2) Bila wanita tidak tahu, lup4 atau tidak ingat, atau sejak melahirkan yang lalu tidak dapat haid terus menjadi hamil, hal ini akan sukar memastikannya. Hanya dengan pemeriksaan antenatal yang teratur dapat diikuti tinggi dan naiknya fundus uteri, mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu diagnosis.

3) Pemeriksaan berat badan ibu diikuti, kapan menjadi berkurang, begitu pula lingkaran perut dan jumlah air ketuban apakah berkurang.

4) Pemeriksaan rontgenologik
Dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagian distal femur, bagianproksimal tibia,os kuboid, diameter biparietal 9,8 cm atau lebih.

5) Ulhasonografi : ukuran diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban.

6) Pemeriksaansi tologik air ketuban:
Air ketuban diambil dengan amniosentesis baik transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai 36 minggu ke atas. Air ketuban yang diperoleh di pulas dengan sulfat biru Nil, maka sel-sel yang mengandung lemak akan berwarna jingga:
. Melebihi 10%: kehamilan di atas 36 minggu
. Melebihi 50%: kehamilan di atas 39 minggu

7) Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut wamanya karena dikeruhi mekoneum.

8) Kardiotokografi : mengawasi dan membaca denyut jantung janin, karena insufiensi plasenta.

9) Uji oksitosin (stress test) : yaitu dengan infus tetes oksitosin, dan diawasi reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik hal ini mungkinj anin akan berbahaya dalam kandungan.

10) Pemeriksaan kadar striol dalam urin.

11) Pemeriksaan pH darah kepala janin.

12) Pemeriksaas Histologi vagina.

TANDA-TANDA BAYI POST TERM :

. Biasanya lebih berat dari bayi matur
. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
. Verniks kaseosa di badan kurang
. Kuku-kuku panjang
. Rambut kepala agak tebal
. Kulit agak pucat dengan deskuama sel epitel.

PENGARUH TERHADAP IBU DAN JANIN
a) Terhadap ibu : persalinan post term dapat menyebabkan distosia karena
1) Aksi uterus tidak terkoordinasi
2) Janin besar
3) Moulding (moulage) kepala kurang
Maka akan sering dliumpai : partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan postpartum. Karena itu akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
b) Terhadap janin:
1) Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu
2) Post term akan menambah bahaya padajanin
3) Pengaruh post term padajanin bervariasi : berat badanjanin tetap bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.

PENATALAKSANAAN

1) Setelah kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya.

2) Apabila tidak ada tanda-tanda insufiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.

3) Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kematangan serviks, kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa emniotomi.

4) Bila disertai riwayat kehamilan yang lalu ada : kematian janin dalam rahim, hipertensi, pre-eklampsi dan ini adalah anak pertama karena infertilitas, pada kehamilan lebih dari 40-42 minggu, wanita dirawat di rumah sakit

5) Tindakan operasi seksio sesaria dapat dipertimbangkan pada indikasi :
~ Insufiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
~ Pembukaan belum lengkap, persalinan lama dan terjadi tanda gawat janin
~ Pada primigavida tua, kematian janin dalam kandungan, preeklampsi, hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan kesalahan letak janin.



6) Pada persalinan pervagina harus diperhatikan :
~ Bahwa pertus lama akan sangat merugikan bayi
~ Bahwa janin post term kadang-kadang besar, kemungkinan disproporsi sefalo -pelvik dan distosia janin perlu dipertimbangkan
~ Bahwa janin post term lebih peka terhadap sedatif dan narkosa oleh karena itu anestesi konduksi paling baik
~ Bahwa perawatan neonatus post term perlu di bawah pengawasan dokter anak

DAFTAR PUSTAKA
Cunninghamm, F. Garry. 2005. Obstetri Williom. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 1990. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Oxorn, Harry. L990. ILMU KEBIDANAN, Fisiologi don patologi persalinan. Jakarta: Yayasan Essentia Medica
wiknjosastro, Hanifa. 1992. Ilmu kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina pustaka


Kamis, 08 November 2012

BIDAN DELIMA

BAB I
PENDAHULUAN



A.Latar Belakang
Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, bidan memiliki kewenangan untuk memberikan Pelayanan Kebidanan Kesehatan Reproduksi kepada perempuan remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bersalin, nifas, masa interval, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir, serta anak balita dan prasekolah. Selain itu, bidan juga berwenang untuk memberikan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Masyarakat.
Dari tahun ke tahun, permintaan masyarakat terhadap peran aktif bidan dalam memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi bidan di tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan, dan penghargaan. Berdasarkan hal inilah, bidan dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanannya termasuk pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Hanya melalui pelayanan berkualitas pelayanan yang terbaik dan terjangkau yang diberikan oleh bidan, kepuasan pelanggan baik kepada individu, keluarga, dan masyarakat dapat tercapai.
Program Bidan Delima mulai dicanangkan pada akhir tahun 2003 dengan bantuan dana dari USAID melalui STARH program. Program ini dilaksanakan di enam propinsi yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara. Pada tahun 2005, Program Bidan Delima dikembangkan di tiga propinsi baru, yaitu Bali, DIY, dan Sumatera Selatan. Menyusul kemudian di propinsi NAD dan Banten pada akhir tahun 2006.
B. Tujuan
            Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini adalah:
  1. Memberikan pengetahuan tentang apa itu bidan delima.
  2. Memberikan pengetahuan tentang visi dan misi bidan delima.
  3. Memberikan pengetahuan tentang proses sertifikasi bidan delima.
  4. Memberikan pengetahuan tentang filosofi logo bidan delima.


C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan disusunnya makalah ini antara lain:
  1. Mahasiswa mengetahui seluk beluk bidan delima.
  2. Mahasiswa termotivasi untuk belajar sehingga kelak menjadi bidan yang berkualitas.




BAB II
PEMBAHASAN
  1. A.    Pengertian
Bidan Delima adalah suatu program terobosan strategis yang mencakup:
  1. Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi.
  2. Merk Dagang/Brand.
  3. Mempunyai standar kualitas, unggul, khusus, bernilai tambah, lengkap, dan memiliki hak paten.
  4. Rekrutmen Bidan Delima ditetapkan dengan kriteria, sistem, dan proses baku yang harus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan.
  5. Menganut prinsip pengembangan diri atau self development, dan semangat tumbuh bersama melalui dorongan dari diri sendiri, mempertahankan dan meningkatkan kualitas, dapat memuaskan klien beserta keluarganya.
  6. Jaringan yang mencakup seluruh Bidan Praktek Swasta dalam pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

  1. B.      Dasar Hukum
1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Anggaran Dasar IBI Bab II Pasal 8 dan Anggaran Rumah Tangga IBI Bab III Pasal 4.
3. Kepmenkes No. 900/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan.
4. SPK (Standar Pelayanan Kebidanan) IBI 2002.

  1. C.  Tujuan
    1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
    2. Meningkatkan profesionalitas Bidan.
    3. Mengembangkan kepemimpinan Bidan di masyarakat.
    4. Meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
    5. Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian Ibu, Bayi dan Anak.
                                                                                           

  1. D.  Manfaat
Manfaat yang bisa diperoleh dengan berpartisipasi sebagai Bidan Delima antara lain:
1. Kebanggaan profesional
2. Kualitas pelayanan meningkat
3. Pengakuan organisasi profesi
4. Pengakuan masyarakat
5. Cakupan klien meningkat
6. Pemasaran dan promosi
7. Penghargaan bidan delima

E. Logo Bidan Delima
Makna yang ada pada Logo Bidan Delima adalah:
Bidan : Petugas Kesehatan yang memberikan pelayanan yang berkualitas, ramah-tamah, aman-nyaman, terjangkau dalam bidang kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan umum dasar selama 24 jam.
Delima : Buah yang terkenal sebagai buah yang cantik, indah, berisi biji dan cairan manis yang melambangkan kesuburan (reproduksi).
Merah : Warna melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan pengambilan keputusan yang cepat, tepat dalam membantu masyarakat.
Hitam : Warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani kaum perempuan (ibu dan anak) tanpa membedakan.
Hati : Melambangkan pelayanan Bidan yang manusiawi, penuh kasih sayang (sayang Ibu dan sayang Bayi) dalam semua tindakan/ intervensi pelayanan.
Bidan Delima melambangkan pelayanan berkualitas dalam Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan yang manusiawi, terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai standar dan kode etik profesi.
Logo/branding/merk Bidan Delima menandakan bahwa BPS tersebut telah memberikan pelayanan yang berkualitas yang telah diuji/diakreditasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, memberikan pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan pelanggannya (Service Excellence).

  1. F.   Visi Dan Misi
  2. Visi
Meningkatkan kualitas pelayanan untuk memberikan yang terbaik, agar dapat memenuhi keinginan masyarakat.
  1. Misi
Bidan Delima adalah Bidan Praktek Swasta yang mampu memberikan pelayanan berkualitas terbaik dalam bidang kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, bersahabat dan peduli terhadap kepentingan pelanggan, serta memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan.

  1. G.  Proses Menjadi Bidan Delima
Ada beberapa tahap yang harus dilalui seorang Bidan/BPS yang ingin menjadi Bidan Delima, yaitu:
  1. Untuk menjadi Bidan Delima, seorang Bidan Praktek Swasta harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu : memiliki SIPB, bersedia membayar iuran, bersedia membantu BPS menjadi Bidan Delima dan besedia mentaati semua ketentuan yang berlaku.
  2. Melakukan pendaftaran di Pengurus Cabang.
  3. Mengisi formulir prakualifikasi.
  4. Belajar dari Buku Kajian Mandiri dan mendapat bimbingan fasilitator.
  5. Divalidasi oleh fasilitator dan diberi umpan balik. Prosedur validasi standar dilakukan terhadap semua jenis pelayanan yang diberikan oleh Bidan Praktek Swasta yang bersangkutan.

Bagi yang lulus, yaitu yang telah memenuhi seluruh persyaratan minimal dan prosedur standar, diberikan sertifikat yang berlaku selama 5 tahun dan tanda pengenal signage, pin, apron (celemek), dan buku-buku. Bagi yang belum lulus, fasilitator terus mementor sampai ia berhasil lulus jadi Bidan Delima.


BAB III
PENUTUP
  1. A.    Kesimpulan
Bidan delima adalah suatu wadah bagi bidan – bidan yang telah terkualifikasi berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh IBI dan kualitas pelayanannya terjamin, sehingga masyarakat tidak perlu ragu lagi apabila akan meminta pelayanan kepada bidan yang telah terdaftar sebagai bidan delima.

  1. B.     Saran
Penyusun makalah menyarankan agar pihak yang terkait ( IBI ) lebih gencar lagi melakukan promosi bidan delima agar masyarakat meminta asuhan kepada bidan yang telah bersertifikasi bidan delima. Selain itu, para bidan harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan agar bisa lolos sertifikasi bidan delima dan bisa melayani klien secara profesional.
Masyarakat hendaknya mulai menyadari pentingnya mengetahui kualitas bidan yang mengasuhnya demi kesejahteraan dirinya dan janinnya.

Senin, 02 Juli 2012

PELAYANAN KONTRASEPSI METODE SEDERHANA DENGAN ALAT ATAU TANPA ALAT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
   Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 1971, jumlah penduduk Indonesia saat itu 120 juta jiwa.Dalam kurang lebih 30 tahun, penduduk Indonesia bertambah 70% (sensus 2000, jumlah penduduk Indonesia 206 juta jiwa).Sedangkan program KB sudah dikenal sejak tahun 1970.Dari mulai tahun 2000 sampai sekarang angka penduduk Indonesia bertambah hampir 40 juta jiwa.Hal ini dapat dikatakan hampir 30% dari angka di tahun 1971.Dari hal ini dapat dilihat bahwa trend KB merosot dalam decade ini (Xixi, 2009).
   KB pada hakikatnya merupakan program yang turut berperan penting dalam menciptakan generasi masa depan bangsa Indonesia yang berkualitas serta mampu bersaing dengan bangsa lain.
   Beberapa pasangan suami-istri mengalami kesulitan dalam memilih metode KB.Ada ibu yang kegemukan mengikuti suatu metode KB, ada juga yang alergi dan sebagainya. Tentu itu bukan tujuan dari program KB, hanya efek samping tapi kadang-kadang turut mengusik kebahagiaan rumah tangga. Beberapa di antara mereka memperhitungkan masa subur, dimana masa subur sangat besar artinya bagi mereka yang menginginkan hamil dan bagi yang ingin menunda kehamilan.





1.2     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan mahasiswa tentang pelayanan kontrasepsi dengan metode sederhana tanpa alat
2.      Tujuan Khusus
a.       Agar mahasiswi mengetahui pengertian dari KB
b.      Agar mahasiswi dapat mengetahui keuntungan dan kerugian dari KB alami

1.3  Metode Penulisan
Makalah ini kami susun berdasarkan sumber yang kami peroleh dari buku dan internet.











BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kontrasepsi
     Kontrasepsi ialah usaha – usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha- usaha itu dapat bersifat sementara,dapat pula bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.
     Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Dapat dipercaya
2.      Tidak menimbulkan efek yang menganggu kesehatan
3.      Daya kerja dapat diatur menurut kebutuhan
4.      Tidak menganggu sewaktu melakukan koitus
5.      Tidak memerlukan motivasi terus menerus
6.      Mudah pelaksanaannya
7.      Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
8.      Dapat diterima pengunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.
           KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan sejahtera lahir dan bathin.Keluarga Berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran.


2.2 Manfaat Keluarga Berencana
Manfaat Usaha Keluarga Berencana Di Pandang Dari Segi Kesehatan
1.      Untuk ibu : dengan tujuan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu mendapat manfaat berupa :
·         Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
·         peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak untuk beristirahat dan menikmati waktu terluang serta melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
2.      Untuk anak-anak lain : Memberikan kesempatan kepada mereka agar perkembangan  fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
·         Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
·         perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata-mata.
3.      Untuk ayah : Untuk memberikan kesempatan kepadanya agar dapat : memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kesemasan berkurang serta lebih banyak waktu yang tertuang untuk keluarganya.



2.3 Metode KB Sederhana Tanpa Alat
2.3.1        KB alamiah
Metode alamiah sering juga disebut dengan metode pantang berkala, yaitu tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita yaitu sekitar waktu terjadinya ovulasi.
a.       Cara kerja :
               Untuk menggunakan keluarga berencana alamiah secara efektif, pasangan perlu memodifikasi prilaku seksual mereka.Pasangan harus mengamati tanda-tanda fertilitas wanita secara harian dan mencatatnya.Mengenal masa subur dan tidak melakukan aktifitas seksual pada masa subur jika tidak menginginkan kehamilan.
b.      Efektivitas :
Bila digunakan secara sempurna efektivitas metode KBA dapat mencapai 65%.
c.       Manfaat :
§  Dapat digunakan baik untuk menghindari atau untuk menginginkan kehamilan
§  Tidak ada efek samping
§  Meningkatkan pengetahuan mengenai fungsi reproduksi wanita
§  Menumbuhkan kepercayaan diri tidak tergantung kepada kontrasepsi
§   Meningkatkan keterlibatan pihak pria
§   Tidak tergantung dengan tenaga medis
§  Ekonomis


d.      Indikasi :
Keluarga Berencana Alamiah merupakan metode yang sesuai untuk :
§  Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
§  Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
§   Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan metode lain
§  Tidak keberatan jika terjadi kehamilan

2.3.2        Macam – macam Metode Sederhana Tanpa Alat
1.      Metode Kalender (Ogino-Knaus)
      Metode ini ditemukan oleh Ogino dari Jepang dan Knaus dari Austria, dimana Ogino menyatakan bahwa ovulasi terjadi pada antara hari ke 12-16 sebelum haid yang akan datang, sedangkan Knaus berpendapat bahwa ovulasi selalu terjadi pada hari 15 sebelum haid yang akan datang. Untuk menggunakan metode ini, seorang wanita hendaknya menentukan masa ovulasi dari data haid selama 6 bulan.
·         Teknik metode kalender :
Seorang wanita menentukan masa suburnya dengan :
a.       Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari masa suburnya.
b.      Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan akhir dari masa suburnya.

2.      Metode Suhu Basal
a.       Cara kerja :
Hormone progesterone yang disekresi oleh korpus luteum setelah ovulasi, bersifat termogenik atau memproduksi panas.Karena itu dapat menaikkan suhu tubuh 0,050C sampai 0,20C dan mempertahankan pada tingkat ini sampai saat haid berikutnya. Peningkatan suhu tubuh sebagai peningkatan termal dan ini merupakan dasar dari metode suhu tubuh dasar (STB) (Saifuddin.dkk,1996).
b.      Petunjuk penggunaan Metode Suhu Tubuh Bassal
Pantang dimulai pada hari pertama haid dan diakhiri saat diterapkan aturan peningkatan termal. Untuk menerapkan aturan peningkatan termal, harus diambil langkah-langkah sebagai berikut:
·         Selama siklus haid, klien mengukur suhu tubuhnya setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur dan mencatat pada lembar catatan.
·         Identifikasi suhu tertinggi dari suhu normal, catat dengan pola khusus selama 10 hari, dengan mengesampingkan suhu tubuh tinggi yang abnormal akibat dari demam atau ganggguan lain.
·         Tarik sebuah garis 0,050C di atas suhu tertinggi dari 10 suhu tersebut diatas. Garis ini disebut garis penutup atau garis suhu
·         Tunggu selama tiga hari dari suhu yang lenbih tinggi untuk memulai senggama. Fase tidak subur dimulai pada malam ketiga dari 3 hari berturut-turut dengan suhu diatas garis suhu.
·         Bila salah satu dari ketiga suhu turun atau dibawah garis suhu selama tiga hari perhitungan, ini pertanda bahwa ovulasi belum terjadi. Jadi klien harus menunggu selama tiga hari berturut-turut
·         Setelah fase tidak subur dimulai, tidak perlu lagi mencatat suhu tubuh sampai siklus haid berikutnya.
·         Untuk memperoleh perlindungan yang lebih baik, dianjurkan penggunaan STB dikombinasikan dengan metode lain seperti metode lendir serviks.

3.      Metode Lendir Serviks (Billings)
      Perubahan siklus dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan estrogen.Lendir serviks yang diatur oleh hormon estrogen dan progesterone ikut berperan dalam reproduksi. Pada setiap siklus haid diproduksi 2 macam lendir serviks oleh sel serviks, yaitu :
·         Lendir tipe E (Estrogenik):
a.       Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi
b.      Sifat-sifat:
§  Banyak, tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah
§  Spinkerbeit (elastisitas) besar
§  Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis.
c.       Spermatozoa dapat menembus lendir ini
·         Lendir tipe H (Gestagenik)
a.       Diproduksi pada fase awal praovulasi dan setelah ovulasi
b.      Sifat –sifat:
§  Kental
§   Viskositas tinggi
§  Keruh
c.       Dibuat karena peninggian kadar estrogen
d.      Spermatozoa tidak dapat membus lendir ini
·         Ciri-ciri lendir serviks pada berbagai fase dari siklus haid (30):
a.       Fase I:  masa “kering” segera setelah menstruasi, karena kadar estrogen yang rendah kurang merangsang sekresi
§  Haid
§  Hari1-5
§  Lendir dapat ada atau tidak, dan tertutup oleh darah haid
§  Perasaan wanita : basah dan licin (lubrikatif)
b.      Fase II
§  Post haid
§  Hari 6-10
§  Tidak hanya lendir / hanya sedikit
§  Perasaan wanita kering
c.       Fase III
§  awal pra ovulasi
§  hari 11- 13
§  Lendir keruh, kuning atau putih dan liat
§  Perasaan wanita : liat dan atau lembab
d.      Fase IV
§  Segera sebelum pada saat dan sesudah ovulasi
§  Hari 14-17
§  Lendir bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan
§  Dengan konsistensi seperti putih telur
§  Hari terakhir fase ini dikenal sebagai gejala puncak
§  Perasaan wanita :lubrikatif dan atau basah
e.       Fase V
§  post ovulasi
§  hari 18-21
§  lendir sedikit, keruh dan liat
§  perasaan wanita liat dan atau lembab
f.       Fase VI
§  akhir post ovulasi atau segera pra haid
§   hari 27-30
§  lendir jernih dan seperti air
§  perasaan wanita : liat dan atau lembab-basah
·         Teknik Metode Lendir Serviks
Abstain dimulai dari hari pertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut sampai dengan hari keempat setelah gejala puncak.
§  Penyulit-penyulit lendir serviks :
a.       keadaan fisiologis : sekresi vagina karena ada rangsangan seksual.
b.      keadaan patologis : infeksi vagina, serviks, penyakit-penyakit, pemakaian obat.
c.       keadaan psikologis : sters baik fisik maupun emosional

4.     Metode Sim To Termal
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.
a.       Manfaat Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi :
·         Manfaat sebagai kontrasepsi : menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur).
·         Manfaat sebagai konsepsi : digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
b.      Keuntungan
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
·         Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
·         Aman.
·         Ekonomis.
·         Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
·         Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
·         Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode simptothermal dengan benar.
c.       Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
·         Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
·         Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
·         Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
·          Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
5.      Coitus Interuptus
Metode Withdrawal adalah metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intravaginal.Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna wanita.
a.       Keuntungan :
·         tidak memerlukan alat  dan harganya murah ( ekonomis )
·         tidak menggunakan zat-zat kimiawi
·         selalu tersedia setiap saat
·          tidak mempunyai efek samping
·         Tidak mengganggu produksi ASI
b.      Kerugian :
·         angka kegagalan cukup tinggi
·         16-23 kehamilan per 100 wanita per tahun
c.       factor-faktor yang menyebabkan angka kegagalan adalah :
·         adanya cairan pra ejakulasi, yang dapat keluar setiap saat, dan setiap tetes sudah mengandung berjuta-juta spermatozoa
·         kurangnya kontrol dari pria, yang pada metode ini justru penting.
·         kenikmatan seksual berkurang bagi suami istri, sehingga dapat mempengaruhi kehidupan perkawinan.
d.      Kontra indikasi :
Ejakulasi premature pada pria. Hal-hal penting yang perlu diketahui oleh akseptor:
·         sebelum senggama cairan pra ejakulasi pada ujung penis harus dibersihkan terlebih dahulu
·         bila pria merasa akan berejakulasi, ia harus mengeluarkan penisnya dari dalam vagina dan selanjutnya ejakulasi dilakukan jauh dari orifisium vagina.
·         coitus interuptus (CI) bukan metode yang baik untuk pasangan yang menginginkan senggama berulang, karena semen yang masih dapat tertinggal di dalam cairan bening dan ujung penis.
·         CI bukan metode kontrasepsi yang baik bila suami tidak mengetahui kapan ia akan berejakulasi.

2.4      Metode KB Sederhana dengan Alat
2.4.1        Metode Barier pada Pria (Kondom)
            Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita. Kira-kira 1 cm dari ujung kondom dibiarkan kosong untuk menampung air mani yang keluar, kondom mencegah agar air mani tidak masuk ke dalam rahim.
a. Keuntungan Kondom
·         Mencegah kehamilan
·         Memberi perlindungan terhadap penyakit hubungan seksual
·         Dapat diandalkan, relatif murah
·         Sederhana, ringan, disposable, reversible
·         Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau follow up.
b.      Kerugian Kondom
·         Angka kegagalan realtif tinggi
·         Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom
·         Perlu dipakai secara konsisten, hati – hati dan terus menerus setiap sanggama
Keuntungan-keuntungan kontraseptif tersebut akan diperoleh, jika kondom dipakai secara benar dan konsisten pada setiap sanggama, karena umumnya kegagalan yang timbul disebabkan pemakaian yang tidak benar, tidak konsisten, tidak teratur atau tidak hati – hati.
c.       Kontra Indikasi Kondom
1.       Absolut
·         Pria dengan ereksi yang tidak baik
·         Riwayat syok septi
·          Tidak bertanggung jawab secara sexual
·         Interupsi sexual foreplay menghalangi minat sexual
·         Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner sexual
2.      Relatif
·         Interupsi foreplay yang mengganggu ekspresi sexual

2.4.2   Wanita (Barier Intra-vaginal)
                 Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita dan immobilisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisidnya.
a.       Keuntungan Metode Barier Intra-vaginal :
·         Mencegah kehamilan
·         Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks
b.      Kerugian Metode Barier Intra-vaginal :
·         Angka kegagalan relatif tinggi
·         Aktivitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang alatnya
·          Perlu dipakai secara konsisten, hati hati, selalu pada setiap sanggama.

















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
      Faktor pendorong masyarakat memilih metode kontrasepsi sederhana tanpa alat adalah metode ini tidak memerlukan biaya sehingga dapat menghemat pengeluaran, terhindar dari efek merugikan bahan kimia yang terkandung di dalam alat kontrasepsi, menghindari kemungkinan alergi yang ditimbulkan oleh karena pemakaian alat kontrasepsi, tidak merubah siklus menstruasi pada wanita, tidak bertambahnya berat badan bagi penggguna, tidak mempengaruhi kesuburan dalam jangka panjang, dan tidak menyakitkan.











DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Hartanto, Hanafi.2004.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Prihatmiati, Atiek. 2003. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Pemilihan Type Alat Kontrasepsi Suntik Simamora, Sr A. tt .Keluarga Berencana Alamiah dan Pengentasan Kemiskinan.: http://www.keluargakatolik.net/index.php?option=com_content&view=article&id=89
Keluarga-berencana-alamiah-dan-pengentasan kemiskinan&catid=42:relasi&Itemid=168. 12 Maret 2010
Xixi. 15 Mei 2009.Indonesia One Child Policy. http://umum.kompasiana.com/2009/05/15/ indonesia-one-child-policy/. 12 Maret 2010.