my litle

my litle
Cibibibi cayang mama

Kamis, 09 Juni 2011

Pengembangan Rencana Asuhan yang Komprehensif


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi tes darah berikut : golongan darah dan faktor rhesus(Rh), skining antibodi, hitung darah lengkap (hematokrit), Rapid Plasma Reagin (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer rubela, HBSAg dan HIV. Banyak juga klinisi melakukan kultur urine. Kondisi umum klien memungkinkan pelaksanaan tes tambahan. Seiring kemajuan tes kehamilan, tes tambahan seperti skrining tripel serum maternal juga diperlukan.
Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal. Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan personalianya. Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak.
Konseling adalah kebutuhan proses pembicaraan dan pembahasan masalah-masalah antara kita dengan konselor (orang yang dilatih untuk mengatasi masalah PMS).


1.2  Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
Mengembangkan rencana asuhan yang komprehensif

1.2.2        Tujuan Khusus
·         Menetapkan Kebutuhan Tes Laboratorium
·         Menetapkan Kebutuhan Belajar
·         Menetapkan Kebutuhan Atau Rujukan Pada tenaga Profesional Lainnya
·         Kebutuhan Konseling HIV/PMS
·         Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan Kehamilan
·          Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang
·         Mengevaluasi Data Dasar











BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  MENGEMBANGKAN RENCANA ASUHAN YANG KOMPREHENSIF
2.1.1 Menetapkan Kebutuhan Tes Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi tes darah berikut : golongan darah dan faktor rhesus(Rh), skining antibodi, hitung darah lengkap (hematokrit), Rapid Plasma Reagin (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer rubela, HBSAg dan HIV. Banyak juga klinisi melakukan kultur urine. Kondisi umum klien memungkinkan pelaksanaan tes tambahan. Seiring kemajuan tes kehamilan, tes tambahan seperti skrining tripel serum maternal juga diperlukan.
2.1.2        Menetapkan Kebutuhan Belajar
Kebutuhan belajar bagi ibu hamil dapat diperoleh dari bidan. Bidan menganjurkan hal-hal yan dibutuhkan oleh ibu hamil. Bertujuan agar ibu hamil dapat trampil dalam  menjaga kehamilan, memberikan asupan makanan seperti gizi seimbang, mempersiapkan diri untuk menerima kehamilan, mempersiapkan fisik dan mental untuk menerima kelahiran dan pasca persalinan, Mengajarkan cara menyusui yang baik.



2.1.3 Menetapkan Kebutuhan Atau Rujukan Pada tenaga Profesional Lainnya
a.Definisi
Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal. Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit lain yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan personalianya. Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak.
b. Tujuan Rujukan
Ø  Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya
Ø  Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pendrota atau bahan laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap fasilitasnya
Ø  Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah

c. Kegiatan rujukan dan pelayanan ini antara lain berupa
Ø  Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit kesehatan yang lebih lengkap
Ø   Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
Ø  Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis
Ø  Pengiriman bahan laboratorium
Ø   Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan)

d. Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa
Ø  Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim
Ø  Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai kematian maternal dan perintal.
Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
Ø  Contoh : ibu hamil dengan diagnosa hipertensi pada pemeriksaan 140/90 mmHg disertai edema saa memeriksakan diri ke bidan A, karena batas dari wewenang bidan sehingga bidan merujuk ke rumah sakit.
2.1.4 Kebutuhan Konseling HIV/PMS
a. Definisi
Konseling adalah kebutuhan proses pembicaraan dan pembahasan masalah-masalah antara kita dengan konselor (orang yang dilatih untuk mengatasi masalah PMS).
b. Penyakit Menular seksual (PMS) dan AIDS
AIDS adalah PMS yang paling sering didengar belakangan ini. Ketakutan orang tentang AIDS sangat besar, karena sejauh ini belum dapat disembuahkan. Obat-obatan yang dapat membantu perawatan mereka yang sudah kena AIDS (bukan menyembuhkan) juga sangat mahal.
Semua orang bisa saja terkena AIDS. Di Indonesia sudah ada bayi maupun rang dewasa yang terkena AIDS. Karena itu, kita mesti waspada terhadap bahaya penularan AIDS.

c. Catatan khusus tentang AIDS
Ø  Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena AIDS (bibit penyakit AIDS) hanya berdasarkan penampilannya.
Ø  AIDS tidak bisa dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau jamu-jamuan
Ø  AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian
Ø  AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang lain
Penampakan
Ø   AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang biasa seperti TBC, tumor, radang paru, infeksi saluran pencernaan dan lain-lain
Ø  AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks dengan seorang pasangan yang juga hanya berhubungan seksual dengan kita, atau dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual

2.1.5 Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan Kehamilan
Jadwal Kunjungan Pranatal yang Direkomendasi Nulipara Multipara
Kunjungan Pertama 6-8
Kunjungan kedua dalam 4 minggu setelah pertama
Kunjungan ketiga 14-16 minggu
Kunjungan kempat 24-28 minggu.
Kunjungan kelima 32 minggu
Kunjungan keenam 36 minggu
Kunjungan ketujuh 18 minggu
Kunjungan kedelapan 40 minggu
Kunjungan kesembilan 41 minggu
Kunjungan pertama 6-8 minggu
Kunjungan kedua 14-16 minggu
Kunjungan ketiga 24-28 minggu
Kunjungan keempat 32 minggu
Kunjungan kelima 35 minggu
Kunjungan keenam 39 minggu
Kunjungan ketujuh 41. Minggu
2.1.6 Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang
Anamnese mengenai riwayat kehamilan sekarang meliputi gerakan janin dalam 24 jam terakhir, perasaan klien sejak kunjungan terakhirnya, masalah atau tanda-tanda bahaya yang mungkin dialami klien sejak kunjungan terakhirnya, keluhan-keluhan yang lazim dalam kehamilan, dan kekhawatiran lainnya.
2.1.7 Mengevaluasi Data Dasar
Pengumpulan data subyektif dan data obyektif berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakan anamnese, pemeriksaan fisik, penimbangan berat badan, tinggi badan dan pemeriksaan laboratorium.

Jenis data yang dikumpulkan adalah :
a.                                  Data subjektif terdiri dari :
Ø  Biodata ibu dan suami
Ø  Alasan ibu memeriksakan diri
Ø  Riwayat kehamilan sekarang
Ø  Riwayat kebidanan yang lalu
Ø  Riwayat menstruasi
Ø  Riwayat pemakaian alat kontrasepsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar