Kamis, 06 Desember 2012
KEHAMILAN LEWAT WAKTU (POST TERM)
KEHAMILAN LEWAT WAKTU (POST TERM)
DEFINISI
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap disebut sebagai post term atau kehamilan lewat waktu.
ETIOLOGI
Etiologi pasti belum diketahui. Faktor yang dikemukakan adalah hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksotosin kurang. Faktor lain menurut Nwoso dan kawan-kawan adalah adanya perbedaan dalam rendahnya kadar cortisol pada darah bayi sehingga disimpulkan kerentanan akan stress merupakan faktor tidak timbulnya his, selain kurangnya air ketuban dan insufiensi plasenta.
DIAGNOSIS
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap disebut sebagai post term atau kehamilan lewat waktu.
ETIOLOGI
Etiologi pasti belum diketahui. Faktor yang dikemukakan adalah hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksotosin kurang. Faktor lain menurut Nwoso dan kawan-kawan adalah adanya perbedaan dalam rendahnya kadar cortisol pada darah bayi sehingga disimpulkan kerentanan akan stress merupakan faktor tidak timbulnya his, selain kurangnya air ketuban dan insufiensi plasenta.
DIAGNOSIS
1) Bila tanggal hari pertama haid terakhir dicatat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar.
2) Bila wanita tidak tahu, lup4 atau tidak ingat, atau sejak melahirkan yang lalu tidak dapat haid terus menjadi hamil, hal ini akan sukar memastikannya. Hanya dengan pemeriksaan antenatal yang teratur dapat diikuti tinggi dan naiknya fundus uteri, mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu diagnosis.
3) Pemeriksaan berat badan ibu diikuti, kapan menjadi berkurang, begitu pula lingkaran perut dan jumlah air ketuban apakah berkurang.
4) Pemeriksaan rontgenologik
Dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagian distal femur, bagianproksimal tibia,os kuboid, diameter biparietal 9,8 cm atau lebih.
5) Ulhasonografi : ukuran diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban.
6) Pemeriksaansi tologik air ketuban:
Air ketuban diambil dengan amniosentesis baik transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai 36 minggu ke atas. Air ketuban yang diperoleh di pulas dengan sulfat biru Nil, maka sel-sel yang mengandung lemak akan berwarna jingga:
. Melebihi 10%: kehamilan di atas 36 minggu
. Melebihi 50%: kehamilan di atas 39 minggu
7) Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut wamanya karena dikeruhi mekoneum.
8) Kardiotokografi : mengawasi dan membaca denyut jantung janin, karena insufiensi plasenta.
9) Uji oksitosin (stress test) : yaitu dengan infus tetes oksitosin, dan diawasi reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik hal ini mungkinj anin akan berbahaya dalam kandungan.
10) Pemeriksaan kadar striol dalam urin.
11) Pemeriksaan pH darah kepala janin.
12) Pemeriksaas Histologi vagina.
TANDA-TANDA BAYI POST TERM :
. Biasanya lebih berat dari bayi matur
. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
. Verniks kaseosa di badan kurang
. Kuku-kuku panjang
. Rambut kepala agak tebal
. Kulit agak pucat dengan deskuama sel epitel.
PENGARUH TERHADAP IBU DAN JANIN
a) Terhadap ibu : persalinan post term dapat menyebabkan distosia karena
1) Aksi uterus tidak terkoordinasi
2) Janin besar
3) Moulding (moulage) kepala kurang
Maka akan sering dliumpai : partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan postpartum. Karena itu akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
b) Terhadap janin:
1) Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu
2) Post term akan menambah bahaya padajanin
3) Pengaruh post term padajanin bervariasi : berat badanjanin tetap bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang sesudah kehamilan 42 minggu.
PENATALAKSANAAN
1) Setelah kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya.
2) Apabila tidak ada tanda-tanda insufiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
3) Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kematangan serviks, kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa emniotomi.
4) Bila disertai riwayat kehamilan yang lalu ada : kematian janin dalam rahim, hipertensi, pre-eklampsi dan ini adalah anak pertama karena infertilitas, pada kehamilan lebih dari 40-42 minggu, wanita dirawat di rumah sakit
5) Tindakan operasi seksio sesaria dapat dipertimbangkan pada indikasi :
~ Insufiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
~ Pembukaan belum lengkap, persalinan lama dan terjadi tanda gawat janin
~ Pada primigavida tua, kematian janin dalam kandungan, preeklampsi, hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan kesalahan letak janin.
6) Pada persalinan pervagina harus diperhatikan :
~ Bahwa pertus lama akan sangat merugikan bayi
~ Bahwa janin post term kadang-kadang besar, kemungkinan disproporsi sefalo -pelvik dan distosia janin perlu dipertimbangkan
~ Bahwa janin post term lebih peka terhadap sedatif dan narkosa oleh karena itu anestesi konduksi paling baik
~ Bahwa perawatan neonatus post term perlu di bawah pengawasan dokter anak
DAFTAR PUSTAKA
Cunninghamm, F. Garry. 2005. Obstetri Williom.
Mochtar, Rustam. 1990. Sinopsis Obstetri.
Oxorn, Harry. L990. ILMU KEBIDANAN, Fisiologi don patologi persalinan.
wiknjosastro, Hanifa. 1992. Ilmu kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina pustaka
Kamis, 08 November 2012
BIDAN DELIMA
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, bidan memiliki kewenangan untuk memberikan Pelayanan Kebidanan Kesehatan Reproduksi kepada perempuan remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bersalin, nifas, masa interval, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir, serta anak balita dan prasekolah. Selain itu, bidan juga berwenang untuk memberikan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Masyarakat.
Dari tahun ke tahun, permintaan masyarakat terhadap peran aktif bidan dalam memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi bidan di tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan, dan penghargaan. Berdasarkan hal inilah, bidan dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanannya termasuk pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Hanya melalui pelayanan berkualitas pelayanan yang terbaik dan terjangkau yang diberikan oleh bidan, kepuasan pelanggan baik kepada individu, keluarga, dan masyarakat dapat tercapai.
Program Bidan Delima mulai dicanangkan pada akhir tahun 2003 dengan bantuan dana dari USAID melalui STARH program. Program ini dilaksanakan di enam propinsi yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara. Pada tahun 2005, Program Bidan Delima dikembangkan di tiga propinsi baru, yaitu Bali, DIY, dan Sumatera Selatan. Menyusul kemudian di propinsi NAD dan Banten pada akhir tahun 2006.
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini adalah:
- Memberikan pengetahuan tentang apa itu bidan delima.
- Memberikan pengetahuan tentang visi dan misi bidan delima.
- Memberikan pengetahuan tentang proses sertifikasi bidan delima.
- Memberikan pengetahuan tentang filosofi logo bidan delima.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan disusunnya makalah ini antara lain:
- Mahasiswa mengetahui seluk beluk bidan delima.
- Mahasiswa termotivasi untuk belajar sehingga kelak menjadi bidan yang berkualitas.
BAB II
PEMBAHASAN
- A. Pengertian
- Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi.
- Merk Dagang/Brand.
- Mempunyai standar kualitas, unggul, khusus, bernilai tambah, lengkap, dan memiliki hak paten.
- Rekrutmen Bidan Delima ditetapkan dengan kriteria, sistem, dan proses baku yang harus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan.
- Menganut prinsip pengembangan diri atau self development, dan semangat tumbuh bersama melalui dorongan dari diri sendiri, mempertahankan dan meningkatkan kualitas, dapat memuaskan klien beserta keluarganya.
- Jaringan yang mencakup seluruh Bidan Praktek Swasta dalam pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
- B. Dasar Hukum
2. Anggaran Dasar IBI Bab II Pasal 8 dan Anggaran Rumah Tangga IBI Bab III Pasal 4.
3. Kepmenkes No. 900/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan.
4. SPK (Standar Pelayanan Kebidanan) IBI 2002.
- C. Tujuan
- Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
- Meningkatkan profesionalitas Bidan.
- Mengembangkan kepemimpinan Bidan di masyarakat.
- Meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
- Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian Ibu, Bayi dan Anak.
- D. Manfaat
1. Kebanggaan profesional
2. Kualitas pelayanan meningkat
3. Pengakuan organisasi profesi
4. Pengakuan masyarakat
5. Cakupan klien meningkat
6. Pemasaran dan promosi
7. Penghargaan bidan delima
E. Logo Bidan Delima
Bidan | : | Petugas Kesehatan yang memberikan pelayanan yang berkualitas, ramah-tamah, aman-nyaman, terjangkau dalam bidang kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan umum dasar selama 24 jam. |
Delima | : | Buah yang terkenal sebagai buah yang cantik, indah, berisi biji dan cairan manis yang melambangkan kesuburan (reproduksi). |
Merah | : | Warna melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan pengambilan keputusan yang cepat, tepat dalam membantu masyarakat. |
Hitam | : | Warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani kaum perempuan (ibu dan anak) tanpa membedakan. |
Hati | : | Melambangkan pelayanan Bidan yang manusiawi, penuh kasih sayang (sayang Ibu dan sayang Bayi) dalam semua tindakan/ intervensi pelayanan. |
Logo/branding/merk Bidan Delima menandakan bahwa BPS tersebut telah memberikan pelayanan yang berkualitas yang telah diuji/diakreditasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, memberikan pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan pelanggannya (Service Excellence).
- F. Visi Dan Misi
- Visi
- Misi
- G. Proses Menjadi Bidan Delima
- Untuk menjadi Bidan Delima, seorang Bidan Praktek Swasta harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu : memiliki SIPB, bersedia membayar iuran, bersedia membantu BPS menjadi Bidan Delima dan besedia mentaati semua ketentuan yang berlaku.
- Melakukan pendaftaran di Pengurus Cabang.
- Mengisi formulir prakualifikasi.
- Belajar dari Buku Kajian Mandiri dan mendapat bimbingan fasilitator.
- Divalidasi oleh fasilitator dan diberi umpan balik. Prosedur validasi standar dilakukan terhadap semua jenis pelayanan yang diberikan oleh Bidan Praktek Swasta yang bersangkutan.
Bagi yang lulus, yaitu yang telah memenuhi seluruh persyaratan minimal dan prosedur standar, diberikan sertifikat yang berlaku selama 5 tahun dan tanda pengenal signage, pin, apron (celemek), dan buku-buku. Bagi yang belum lulus, fasilitator terus mementor sampai ia berhasil lulus jadi Bidan Delima.
BAB III
PENUTUP
- A. Kesimpulan
- B. Saran
Masyarakat hendaknya mulai menyadari pentingnya mengetahui kualitas bidan yang mengasuhnya demi kesejahteraan dirinya dan janinnya.
Senin, 02 Juli 2012
PELAYANAN KONTRASEPSI METODE SEDERHANA DENGAN ALAT ATAU TANPA ALAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun
1971, jumlah penduduk Indonesia saat itu 120 juta jiwa.Dalam kurang lebih 30
tahun, penduduk Indonesia bertambah 70% (sensus 2000, jumlah penduduk Indonesia
206 juta jiwa).Sedangkan program KB sudah dikenal sejak tahun 1970.Dari mulai
tahun 2000 sampai sekarang angka penduduk Indonesia bertambah hampir 40 juta
jiwa.Hal ini dapat dikatakan hampir 30% dari angka di tahun 1971.Dari hal ini
dapat dilihat bahwa trend KB merosot dalam decade ini (Xixi, 2009).
KB pada hakikatnya merupakan program yang
turut berperan penting dalam menciptakan generasi masa depan bangsa Indonesia
yang berkualitas serta mampu bersaing dengan bangsa lain.
Beberapa pasangan suami-istri mengalami kesulitan
dalam memilih metode KB.Ada ibu yang kegemukan mengikuti suatu metode KB, ada
juga yang alergi dan sebagainya. Tentu itu bukan tujuan dari program KB, hanya
efek samping tapi kadang-kadang turut mengusik kebahagiaan rumah tangga.
Beberapa di antara mereka memperhitungkan masa subur, dimana masa subur sangat
besar artinya bagi mereka yang menginginkan hamil dan bagi yang ingin menunda
kehamilan.
1.2
Tujuan
Penulisan
1. Tujuan
Umum
Untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan mahasiswa tentang pelayanan kontrasepsi dengan metode sederhana
tanpa alat
2. Tujuan
Khusus
a. Agar
mahasiswi mengetahui pengertian dari KB
b. Agar
mahasiswi dapat mengetahui keuntungan dan kerugian dari KB alami
1.3 Metode Penulisan
Makalah ini kami susun berdasarkan
sumber yang kami peroleh dari buku dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Kontrasepsi
Kontrasepsi ialah usaha – usaha untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Usaha- usaha itu dapat bersifat sementara,dapat
pula bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi
dan pada pria vasektomi.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal
belum ada. Kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Dapat
dipercaya
2. Tidak
menimbulkan efek yang menganggu kesehatan
3. Daya
kerja dapat diatur menurut kebutuhan
4. Tidak
menganggu sewaktu melakukan koitus
5. Tidak
memerlukan motivasi terus menerus
6. Mudah
pelaksanaannya
7. Murah
harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
8. Dapat
diterima pengunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru
untuk merencanakan pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan
sejahtera lahir dan bathin.Keluarga Berencana adalah salah satu usaha untuk
mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasihat perkawinan, pengobatan
kemandulan dan penjarangan kelahiran.
2.2 Manfaat Keluarga
Berencana
Manfaat Usaha Keluarga Berencana Di Pandang Dari
Segi Kesehatan
1. Untuk
ibu : dengan tujuan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu mendapat manfaat
berupa :
·
Perbaikan kesehatan
badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang
terlalu pendek.
·
peningkatan kesehatan
mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh
anak-anak untuk beristirahat dan menikmati waktu terluang serta melakukan
kegiatan-kegiatan lainnya.
2. Untuk
anak-anak lain : Memberikan kesempatan kepada mereka agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak
memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
·
Perkembangan mental dan
sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak
waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
·
perencanaan kesempatan
pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis
untuk mempertahankan hidup semata-mata.
3. Untuk
ayah : Untuk memberikan kesempatan kepadanya agar dapat : memperbaiki kesehatan
mental dan sosial karena kesemasan berkurang serta lebih banyak waktu yang
tertuang untuk keluarganya.
2.3 Metode KB Sederhana
Tanpa Alat
2.3.1
KB
alamiah
Metode alamiah
sering juga disebut dengan metode pantang berkala, yaitu tidak melakukan
senggama pada masa subur seorang wanita yaitu sekitar waktu terjadinya ovulasi.
a.
Cara kerja :
Untuk menggunakan keluarga
berencana alamiah secara efektif, pasangan perlu memodifikasi prilaku seksual
mereka.Pasangan harus mengamati tanda-tanda fertilitas wanita secara harian dan
mencatatnya.Mengenal masa subur dan tidak melakukan aktifitas seksual pada masa
subur jika tidak menginginkan kehamilan.
b. Efektivitas
:
Bila digunakan secara sempurna
efektivitas metode KBA dapat mencapai 65%.
c. Manfaat
:
§ Dapat
digunakan baik untuk menghindari atau untuk menginginkan kehamilan
§ Tidak
ada efek samping
§ Meningkatkan
pengetahuan mengenai fungsi reproduksi wanita
§ Menumbuhkan
kepercayaan diri tidak tergantung kepada kontrasepsi
§ Meningkatkan keterlibatan pihak pria
§ Tidak tergantung dengan tenaga medis
§ Ekonomis
d. Indikasi
:
Keluarga Berencana Alamiah
merupakan metode yang sesuai untuk :
§ Wanita
yang mau mengamati tanda kesuburan
§ Wanita
yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
§ Pasangan dengan tidak dapat mengguanakan
metode lain
§ Tidak
keberatan jika terjadi kehamilan
2.3.2
Macam
– macam Metode Sederhana Tanpa Alat
1.
Metode
Kalender (Ogino-Knaus)
Metode ini ditemukan oleh Ogino dari
Jepang dan Knaus dari Austria, dimana Ogino menyatakan bahwa ovulasi terjadi
pada antara hari ke 12-16 sebelum haid yang akan datang, sedangkan Knaus
berpendapat bahwa ovulasi selalu terjadi pada hari 15 sebelum haid yang akan
datang. Untuk menggunakan metode ini, seorang wanita hendaknya menentukan masa
ovulasi dari data haid selama 6 bulan.
·
Teknik metode kalender
:
Seorang
wanita menentukan masa suburnya dengan :
a. Mengurangi
18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari masa suburnya.
b. Mengurangi
11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan akhir dari masa suburnya.
2.
Metode
Suhu Basal
a. Cara
kerja :
Hormone
progesterone yang disekresi oleh korpus luteum setelah ovulasi, bersifat
termogenik atau memproduksi panas.Karena itu dapat menaikkan suhu tubuh 0,050C
sampai 0,20C dan mempertahankan pada tingkat ini sampai saat haid berikutnya.
Peningkatan suhu tubuh sebagai peningkatan termal dan ini merupakan dasar dari
metode suhu tubuh dasar (STB) (Saifuddin.dkk,1996).
b. Petunjuk
penggunaan Metode Suhu Tubuh Bassal
Pantang
dimulai pada hari pertama haid dan diakhiri saat diterapkan aturan peningkatan
termal. Untuk menerapkan aturan peningkatan termal, harus diambil
langkah-langkah sebagai berikut:
·
Selama siklus haid,
klien mengukur suhu tubuhnya setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur dan
mencatat pada lembar catatan.
·
Identifikasi suhu
tertinggi dari suhu normal, catat dengan pola khusus selama 10 hari, dengan
mengesampingkan suhu tubuh tinggi yang abnormal akibat dari demam atau
ganggguan lain.
·
Tarik sebuah garis
0,050C di atas suhu tertinggi dari 10 suhu tersebut diatas. Garis ini disebut
garis penutup atau garis suhu
·
Tunggu selama tiga hari
dari suhu yang lenbih tinggi untuk memulai senggama. Fase tidak subur dimulai
pada malam ketiga dari 3 hari berturut-turut dengan suhu diatas garis suhu.
·
Bila salah satu dari
ketiga suhu turun atau dibawah garis suhu selama tiga hari perhitungan, ini
pertanda bahwa ovulasi belum terjadi. Jadi klien harus menunggu selama tiga
hari berturut-turut
·
Setelah fase tidak
subur dimulai, tidak perlu lagi mencatat suhu tubuh sampai siklus haid
berikutnya.
·
Untuk memperoleh
perlindungan yang lebih baik, dianjurkan penggunaan STB dikombinasikan dengan
metode lain seperti metode lendir serviks.
3.
Metode
Lendir Serviks (Billings)
Perubahan siklus dari lendir serviks yang
terjadi karena perubahan estrogen.Lendir serviks yang diatur oleh hormon
estrogen dan progesterone ikut berperan dalam reproduksi. Pada setiap siklus
haid diproduksi 2 macam lendir serviks oleh sel serviks, yaitu :
·
Lendir tipe E
(Estrogenik):
a. Diproduksi
pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi
b. Sifat-sifat:
§ Banyak,
tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah
§ Spinkerbeit
(elastisitas) besar
§ Bila
dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis.
c. Spermatozoa
dapat menembus lendir ini
·
Lendir tipe H
(Gestagenik)
a. Diproduksi
pada fase awal praovulasi dan setelah ovulasi
b. Sifat
–sifat:
§ Kental
§ Viskositas tinggi
§ Keruh
c. Dibuat
karena peninggian kadar estrogen
d. Spermatozoa
tidak dapat membus lendir ini
·
Ciri-ciri lendir
serviks pada berbagai fase dari siklus haid (30):
a. Fase
I: masa “kering” segera setelah
menstruasi, karena kadar estrogen yang rendah kurang merangsang sekresi
§ Haid
§ Hari1-5
§ Lendir
dapat ada atau tidak, dan tertutup oleh darah haid
§ Perasaan
wanita : basah dan licin (lubrikatif)
b. Fase
II
§ Post
haid
§ Hari
6-10
§ Tidak
hanya lendir / hanya sedikit
§ Perasaan
wanita kering
c. Fase
III
§ awal
pra ovulasi
§ hari
11- 13
§ Lendir
keruh, kuning atau putih dan liat
§ Perasaan
wanita : liat dan atau lembab
d. Fase
IV
§ Segera
sebelum pada saat dan sesudah ovulasi
§ Hari
14-17
§ Lendir
bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan
§ Dengan
konsistensi seperti putih telur
§ Hari
terakhir fase ini dikenal sebagai gejala puncak
§ Perasaan
wanita :lubrikatif dan atau basah
e. Fase
V
§ post
ovulasi
§ hari
18-21
§ lendir
sedikit, keruh dan liat
§ perasaan
wanita liat dan atau lembab
f. Fase
VI
§ akhir
post ovulasi atau segera pra haid
§ hari 27-30
§ lendir
jernih dan seperti air
§ perasaan
wanita : liat dan atau lembab-basah
·
Teknik Metode Lendir Serviks
Abstain
dimulai dari hari pertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut
sampai dengan hari keempat setelah gejala puncak.
§ Penyulit-penyulit
lendir serviks :
a. keadaan
fisiologis : sekresi vagina karena ada rangsangan seksual.
b. keadaan
patologis : infeksi vagina, serviks, penyakit-penyakit, pemakaian obat.
c. keadaan
psikologis : sters baik fisik maupun emosional
4. Metode
Sim To Termal
Metode simptothermal merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi
wanita. Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan
mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini
mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan
mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.
a. Manfaat Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat
kontrasepsi maupun konsepsi :
·
Manfaat sebagai kontrasepsi : menghindari kehamilan dengan tidak melakukan
hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur).
·
Manfaat sebagai konsepsi : digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan
dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
b.
Keuntungan
Metode simptothermal
mempunyai keuntungan antara lain:
·
Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi
yang dibutuhkan.
·
Aman.
·
Ekonomis.
·
Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
·
Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
·
Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode
simptothermal dengan benar.
c.
Keterbatasan
Metode
simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
·
Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan
maupun konsumsi alkohol.
·
Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan
mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
·
Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
·
Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
5.
Coitus
Interuptus
Metode Withdrawal adalah metode
kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi
intravaginal.Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna wanita.
a. Keuntungan
:
·
tidak memerlukan alat dan harganya murah ( ekonomis )
·
tidak menggunakan
zat-zat kimiawi
·
selalu tersedia setiap
saat
·
tidak mempunyai efek samping
·
Tidak mengganggu
produksi ASI
b. Kerugian
:
·
angka kegagalan cukup
tinggi
·
16-23 kehamilan per 100
wanita per tahun
c. factor-faktor
yang menyebabkan angka kegagalan adalah :
·
adanya cairan pra
ejakulasi, yang dapat keluar setiap saat, dan setiap tetes sudah mengandung
berjuta-juta spermatozoa
·
kurangnya kontrol dari
pria, yang pada metode ini justru penting.
·
kenikmatan seksual
berkurang bagi suami istri, sehingga dapat mempengaruhi kehidupan perkawinan.
d. Kontra
indikasi :
Ejakulasi
premature pada pria. Hal-hal penting yang perlu diketahui oleh akseptor:
·
sebelum senggama cairan
pra ejakulasi pada ujung penis harus dibersihkan terlebih dahulu
·
bila pria merasa akan
berejakulasi, ia harus mengeluarkan penisnya dari dalam vagina dan selanjutnya
ejakulasi dilakukan jauh dari orifisium vagina.
·
coitus interuptus (CI)
bukan metode yang baik untuk pasangan yang menginginkan senggama berulang,
karena semen yang masih dapat tertinggal di dalam cairan bening dan ujung
penis.
·
CI bukan metode
kontrasepsi yang baik bila suami tidak mengetahui kapan ia akan berejakulasi.
2.4
Metode
KB Sederhana dengan Alat
2.4.1
Metode Barier pada Pria (Kondom)
Menghalangi masuknya spermatozoa ke
dalam traktus genitalia interna wanita. Kira-kira 1 cm
dari ujung kondom dibiarkan kosong untuk menampung air mani yang keluar, kondom mencegah agar air mani
tidak masuk ke dalam rahim.
a. Keuntungan Kondom
·
Mencegah kehamilan
·
Memberi perlindungan terhadap penyakit hubungan seksual
·
Dapat diandalkan, relatif murah
·
Sederhana, ringan, disposable, reversible
·
Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau follow
up.
b. Kerugian Kondom
·
Angka kegagalan realtif tinggi
·
Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas
hubungan seks guna memasang kondom
·
Perlu dipakai secara konsisten, hati – hati dan terus
menerus setiap sanggama
Keuntungan-keuntungan kontraseptif
tersebut akan diperoleh, jika kondom dipakai secara benar dan konsisten pada
setiap sanggama, karena umumnya kegagalan yang timbul disebabkan pemakaian yang
tidak benar, tidak konsisten, tidak teratur atau tidak hati – hati.
c. Kontra Indikasi Kondom
1. Absolut
·
Pria dengan ereksi yang tidak baik
·
Riwayat syok septi
·
Tidak bertanggung jawab secara
sexual
·
Interupsi sexual foreplay menghalangi minat sexual
·
Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner sexual
2. Relatif
·
Interupsi foreplay yang mengganggu ekspresi sexual
2.4.2 Wanita (Barier Intra-vaginal)
Menghalangi masuknya spermatozoa ke
dalam traktus genitalia interna wanita dan immobilisasi/mematikan spermatozoa
oleh spermisidnya.
a. Keuntungan Metode Barier
Intra-vaginal :
·
Mencegah kehamilan
b. Kerugian Metode Barier Intra-vaginal
:
·
Angka kegagalan relatif tinggi
·
Perlu dipakai secara konsisten, hati
hati, selalu pada setiap sanggama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faktor pendorong masyarakat memilih metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat adalah metode ini tidak memerlukan biaya
sehingga dapat menghemat pengeluaran, terhindar dari efek merugikan bahan kimia
yang terkandung di dalam alat kontrasepsi, menghindari kemungkinan alergi yang
ditimbulkan oleh karena pemakaian alat kontrasepsi, tidak merubah siklus
menstruasi pada wanita, tidak bertambahnya berat badan bagi penggguna, tidak
mempengaruhi kesuburan dalam jangka panjang, dan tidak menyakitkan.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono.2006. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Hartanto, Hanafi.2004.Keluarga Berencana dan
Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Prihatmiati, Atiek. 2003. Beberapa Faktor yang
Berkaitan dengan Pemilihan Type Alat Kontrasepsi Suntik Simamora, Sr A. tt
.Keluarga Berencana Alamiah dan Pengentasan Kemiskinan.: http://www.keluargakatolik.net/index.php?option=com_content&view=article&id=89
Keluarga-berencana-alamiah-dan-pengentasan kemiskinan&catid=42:relasi&Itemid=168.
12 Maret 2010
Xixi. 15 Mei 2009.Indonesia One Child Policy.
http://umum.kompasiana.com/2009/05/15/ indonesia-one-child-policy/. 12 Maret
2010.
Langganan:
Postingan (Atom)