my litle

my litle
Cibibibi cayang mama

Kamis, 12 Januari 2012

Partus Spontan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Dasar asuhan persalinan normal dalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan  dan setelah baayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi  terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi, dan asfiksia bayi baru  lahir.  Sementara itu fokus utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan  menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.  (Abdul, 2008)
Tingkat kematian maternal di negara-negara maju berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara berkembang berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2005:23).
Angka kemaian ibu (AKI) di Indonesia tahun 1994 masih tinggi dibandingkan negara-negara di ASEAN yaitu sebesar 390/100.000 Kelahiran hidup, tahun 1995 menurun menjadi 373/100.000 Kekahiran hidup. (SDKI 1995). Sedangkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi baru lahir (AKBBL) di Indonesia saat ini masih tinggi dibandingkn intrnational, hal tersebut dapa dilihat dari hasil Survei Demografi Keshatan Indonesia (SDKI) 2002 & 2003 yang mnunjukkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 307/100.000 Kelahiran hidup dan AKBBL sebesar 35/1000 Kelahiran hidup, sementara target AKI untuk Millenim Development Goal (MDG) yang ditetapkan World Organization Health (WHO) sebesar 102/100.000 Kelahiran hidup dan AKBBL sebesar 15/1000 Kelahiran hidup. (www.e-mailpuskom.publik@yahoo.com.id).
Berdasarkan laporan data base UNFPA 2005 AKI propinsi Sumatera Selatan sebesar 467/100.000 Kelahiran hidup lebih tinggi dari AKI kota Palembang yaiu sebesar 317/100.000 Kelahiran Hidup, sedangkan tahun 2006 AKI di Kota Palembang sebanyak 15 orang dengan penyebab yaitu Akreta emboli air ketuban, post SC, kelainan janung dan lain-lain. (subdin,kesehatan keluarga 2006). Menurut data Dinas Kesehatan tahun 2006 tentang data kesehatan propinsi Sum-Sel terdapat AKI 0,46% dari 467 per 100.000 Kelahiran hidup, terbukti dari data kesehatan diatas AKI Sum-Sel lebih tinggi dari AKI Nasional. Penyebab AKI di Sum-Sel tahun 2006 yaitu perdarahan 61,7%, infeksi 23,4%, eklamsih 14,9%, dan lain-lain 10%, sedangkan jumlah kematian ibu yang disebabkan infeksi karena KPSW tercatat 11 orang dari jumlah 47 AKI (23,4%). Pada tahun 2004 tercatat 7 orang dari 60 AKI (11,7%). (Dinkes, 2005).
Pada masasekarang pemerintah mengusahakan seiring dengan semakin banyaknya lulusantenaga terlatih menyebarkan secara merata ke daerah-daerah terpencil para tenagapenolong persalinan tersebut.Angka kematian ibu di Indonesia pada saat persalinan tergolong tinggidiantara negara berkembang. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena angkakematian ibu adalah satu parameter yang menunjukkan kualitas pelayanankesehatan suatu negara. Hal ini mengakibatkan pentingnya bagi seorang tenagakesehatan dan dari ibu sendiri dalam melealui proses persalinan secara Normal atau sering di sebut juga persalinan spontan
. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono, 2001 ).
Berdasarkan uraian di atas maka kami mengambil kasus Persalinan normal (Persalinan Spontan) pada Ny. “C” di KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH Palembang  Desember 2011.



1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Sesuai dengan latar belakang diatas makalah ini bertujuan untuk membah ilmu pengetahuan tentang Persalinan sepontan ( persalinan normal) . yang dilaksanakan di KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH Palembang tahun 2011 pada Ny  “ C “ Hamil Aterem .
    1.2.2 Tujuan Khusus
1.    Agar dapat melakukan pengkajian data dasar secara sistematis dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny” C “ Persalinan spontan dengan hamil Aterem di KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH Palembang tahun 2011.
2.    Agar dapat mengidentifikasikan masalah yang memerlukan penanganan segera dalam memberikan asuhan Persalinan pada Ny”C” hamil Aterem dengan Persalinan Spontan di KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH tahun 2011.
3.    Dapat membuat perencanaan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny”C” setelah melahirkan di KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH Palembang 2011 .
4.    Dapat mengimplementasi dari perencanaan dalam membrikan asuhan kebidanan pada NY” C ” setelah melahirkan di KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH Palembang tahun 2011.
5.    Dapat melakukan evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan pada NY” C ” Persalinan Sepontan Hamil Aterem di KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH Palembang tahun 2011.


1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.3.1 Waktu
Pelaksanaan Asuhan persalinan pada Ny”C” Hamil Aterem dengan Persalinan Spontan , pelaksanaan di lakukan pada tanggal 16 Desember 2011, pukul 04.00 WIB.

1.3.2 Tempat
Tempat Pelalaksanaan Asuhan Persalinan pada Ny”C” Hamil 37 minggu dengan Persalinan Spontan di KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH Palembang Tahun 2011 .














BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono, 2001 ).
Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam ( Rustam Mochtar, 1998 ). Partus spontan adalah partus pervaginam yang sepenuhnya ustam dibantu oleh tenaga dari ibu dan tanpa his tanpa induksi .
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin ( Prawirohardjo, 2001 ).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, 2005).
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama sembilan bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 Minggu), lahir spontan dengan persentasi belakan kepala yang cukup berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janinnya. (Sarwono, 2006).
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan  pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu.proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan kelahiran plasenta ( Varney,2008 ).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.( Saifuddin,2002).
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Winkjosastro, 2006).

    2.2.1    Jenis – jenis Partus
Partus adalah suatu Pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar .
•    Partus imaturus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi kurang dari 28  minggu lebih dari 20 minggu dengan berat janin antara 500-1000.
•    Partus prenaturus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterem , berat janin antara 1000-2500 gram atau umur kehamilan antara 28 – 36 minggu .
•    Partus Posmaturus atau Serotinus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu persalinan yg diperkirakan.
2.2.2     Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut: (Manuaba, 1998)
a.    Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b.    Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c.    Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan di timbulkan dari luar dengan jalan rangsangan ( Mochtar,2002 ).

2.2     Sebab-sebab mulainya persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti,sehingga menimbulkan beberapa teori yang berlaku berkaitan dengan mulainya terjadi kekuatan his.ada dua hormon yang dominan mempengaruhi  kehamilan, yaitu :
1.    Estrogen
a.    Meningkatnya sensitipitas otot rahim
b.    Memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,rangsangan prostaglandin,rangsangan mekanik.

2.    Progesteron
a.    Menurunnya sensitifitas otot rahim
b.    Memudahkan  rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,rangsangan prostaglandin,rangsangan mekanik.
c.    Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi

Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan :
1.    Teori keregangan
a.    otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu
b.    Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimilai
c.    Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
2.    Teori penurunan progesteron
a.    proses penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggi,dimana terjadi penimbunan jaringan ikat,pembuluh darah mengalami penyempitan.
b.    Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin
c.    Akibatnya otot rahim mulai kontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
3.    Teori oksitosin internal
a.    Perubahan keseimbangan produksi estrogen dan progesteron dapat mangubah sensitifitas otot rahim sehingga terjadi kontraksi Broxton hicks
b.    Menurunya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktifitas sehingga persalinan dapat dimulai.
4.    Teori prostaglandin
a.    Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan
b.    Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konspsi dikeluarkan
c.    Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
5.    Teori hipotalamus pituitary dan grandula suprarenalis
a.    Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anencepalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terhipotalamus.teori ini dikemukakan oleh linggin tahun 1973
b.    Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,induksi mulainya persalinan. (manuaba,2005)

2.3    Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut :
1.    Terjadinya His Peralinan
Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. His persalinan mempunyai sifat pinggan terasa sakit yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, mempunyai pengaruh terhadap pembukaan serviks, semakin beraktifitas makin bertambah.  
2.    Pengeluaran Lendir dan Darah
Dengan his persalinan terjadi perubahan servik yang menimbulkan pendataran tanpa pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas, terjadi perdarahan karena kapiler pembulu darah pecah.
3.    Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan, sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan. Perubahan Servik
Pada pemeriksaan dalam dijumpai peerubahan serviks seperti pelunakan serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks (Manuaba, 2005).
2.4     Tanda-Tanda Persalinan
Gejala inpartu menurut ( Mochtar,2000 ).yaitu:
a.    Kekuatan HIS semakin sering terjaidi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
b.    Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu pengeluaran lendir bercampur darah
c.    Dapat disertai pecah ketuban
d.    Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks yaitu : perlunakan serviks, pendataran serviks, dan terjadi pembukaan serviks.

2.5    Mekanisme Persalinan
Mekanisme jalan lahir menurut (Hari Ujiningtyh,2009) di antaranya adalah :
a. Penurunan (Kepala masuk PAP)
    Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium),sayap sacrum,linea inominata, ramus superiorost pubis dan pinggir atas simpisis) dengan sutura sagitalis melintang, dalam sinklitismus arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul.

b. Fleksi
    Fleksi yaitu posisi dagu bayi menempel dada dan ubun-ubun kecil rendah dari ubun-ubun besar. kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil (diameter suboksipitobregmatika = 9,5 ) dan di dasar panggul kepala berada dalam fleksi maksimal.
c. Putar paksi dalam
    Kepala yang turun menemui diapragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan.kombinasi elastisitas dipragma pelvis dan tekanan intrauterin oleh his yang berulang-ulang mengadakan rotasi ubun-ubun kecil berputar kearah depan di bawah simpisis.
d. Defleksi
    Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah simpisis (sebagai hipomoklion), kepala mengadakan defleksi berturut-turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu..
e. Putar paksi luar
    Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
f.  Ekspulsi
    Putaran paksi luar bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring dan menyesuikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah lahir bahu berada dalam posisi depan belakang dan bahu depan lahir dahulu, baru kemudian bahu belakang. mekanisme persalinan fosiologis penting di pahami, bila ada penyimpangan koreksi manual dapat di lakukan sehingga tindakan operatif tidak dapat dilakukan (Rustam Mochtar, 2002).

Gambar 1. Penurunan kepala

2.6     Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan
A.  Power ( Kekuatan )
•    Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.
•    Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
•    his adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.
•    Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebalnya otot - otot rahim yang terjadi diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik.
B.  Passanger
•    Passenger terdiri dari janin dan plasenta.
•    Janin merupakan passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
•    Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang.
C.  Passage (Jalan Lahir)
•    Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina.
•    Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal .
D.  Psyche (Psikologis)
•    Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab lamanya persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang lancar
•    Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lama.
2.7    Tahap – Tahap Persalinan
    2.7.1    Persalinan kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedmen, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan .
a.    Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b.    Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm.
Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap.
2.7.2    Persalinan kala II
Kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung 1,5 jam pada primigravida dan 0,5 jam pada multipara.
A.  Tanda dan Gejala Kala II Persalinan
•    Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi
•    Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektrum/vaginal
•    Perineum terlihat menonjol
•    Vulva vagina dan sfinger membuka
•    Peningkatan pengeluaran lendir & darah

B.  Penatalaksanaan Fisiologis Kala Dua Persalinan
Berikut ini adalah alur untuk penatalaksanaan kala dua persalinan :
1)     Mulai Mengejan
2)     Memantau selama penataksanaan kala dua persalinan.
3)     Posisi Ibu saat Meneran
Membantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman baginya. Ibu dapat berganti posisi secara teratur selama kala dua persalinan karena hal ini sering kali mempercepat kemajuan persalinan.



Gambar 1. Posisi duduk atau setengah duduk



             Gambar 2.Jongkok atau berdiri




Gambar 3. Merangkak atau berbaring miring ke kiri


4)     Melahirkan kepala
Bimbing ibu untuk meneran. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu. Saat sub occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan dialas lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncat kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir, Mengusapkan kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan darah.




Gambar 4. Melahirkan Kepala
5)     Memeriksa Tali Pusat
Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan bernapas cepat. Raba leher bayi, apakah ada leletan tali pusat. Jika ada lilitan longgar lepaskan melewati kepala bayi.



Gambar 5. Memeriksa tali pusat
6)     Melahirkan Bahu
Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat, tunggu hingga terjadi kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi.




                     Gambar 6. Melahirkan Bahu
7)     Melahirkan Sisa Tubuh Bayi
•    Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah  penolong. Nilai bayi, kemudian letakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan .





Gambar 7. Melahirkan Tubuh Bayi

8)     Memotong tali pusat
Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi. Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama. memotong tali pusat diantara kedua klem.




Gambar 8. Memotong Tali Pusat
2.7.3   Persalinan kala III
Kala uri/plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir.
a.    Manajemen aktif kala tiga  menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
b.    Keuntungan manajemen aktif kala tiga:
•    Kala tiga persalinan yg lebih singkat.
•    Mengurangi jlh kehilangan darah.
•    Mengurangi kejadian retensio plasenta.
     c. Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama
•    Pemberian suntikan oksitosin.
•    Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
•    Rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri (masase).  
A.  Pemberian Suntikan Oksitosin
•    Segera berikan bayi yg telah terbungkus kain kepada ibu utk diberi ASI.
•    Letakkan kain bersih diatas perut ibu.
•    Periksa uterus utk memastikan tdk ada bayi yg lain.
•    Memberitahukan pd ibu ia akan disuntik.
•    Selambat-lambatnya dlm wkt dua menit setelah bayi lahir, segera suntikan oksitosin 10 unit IM pd 1/3 bawah paha kanan bagian luar.

B.  Penegangan Tali Pusat Terkendali
•    Berdiri disamping ibu.
•    Pindahkan klem kedua yg telah dijepit sewaktu kala dua persalinan pd tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
•    Letakkan tangan yg lain pd abdomen ibu (alas dgn kain) tepat dibawah tulang pubis, gunakan tangan lain utk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pd saat melakukan peregangan pd tali pusat, tangan pd dinding abdomen menekan korpus uteri ke bawah dan atas (dorso-kranial) korpus.
•    Jika plasenta tidak turun setelah 30-40 menit dimulainya peregangan tali pusat dan tidak ada tanda - tanda yg menunjukkan lepasnya plasenta, jangan teruskan penegangan tali pusat
•    Setelah terlihat tanda – tanda plasenta akan  terlepas, anjurkan ibu utk meneran  plasenta akan terdorong ke introitus vagina. Tetap tegang kearah bawah mengikuti arah jalan lahir
•    Pada saat plasenta terlihat pd introitus vagina, teruskan kelahiran plasenta dgn menggunakan kedua tangan. Selaput ketuban mudah robek : pegang plasenta dgn kedua tangan rata dgn lembut putar plasenta hingga selaput terpilin

C.  Rangsangan Taktil (Pemijatan) Fundus Uteri  
a.     Segera setelah kelahiran plasenta
•    Letakkan telapak tangan pada fundus uteri.
•    Jelaskan tindakan ini kepada ibu dan mungkin merasa tidak nyaman.
•    Dengan lembut gerakkan tangan secara memutar pada fundus uteri  uterus berkontraksi.
b.    Jika tdk berkontraksi dalam waktu 15 detik, lakukan penatalaksanaan atonia uteri

D.    Tanda-Tanda Lepasnya Placenta
Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal-hal di bawa ini:
•     Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum meometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus bentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada diatas pusat .
•    Tali pusat memenjang. Tali pusat melihat menjulur keluar  melalui vulva (tanda ahfeld)
•     Semburan darah mendadak dan singka.
2.2.4    Persalinan kala IV
Observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 jam, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan postpartum. Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan.
Bentuk Tindakan Dalam Kala IV
Tindakan Baik:
1.    Mengikat tali pusat
2.    Memeriksa tinggi fundus uteri
3.    Menganjurkan ibu untuk cukup nutrisi dan hidrasi
4.    Membersihkan ibu dari kotoran
5.    Memberikan cukup istirahat
6.    Menyusui segera
7.    Membantu ibu ke kamar mandi
8.    Mengajari ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi.
(Abdul, 2006)

2.8    Asuhan Persalinan Normal ( APN )
        2.8.1    Definisi Asuhan Persalinan Normal
Asuhan persalinan normal ( APN ) adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi.hal ini merupakan pergeseran paradigma dan menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi ,menjadi pencegahan komplikasi.persalinan dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pasca persalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan ibu dan bayi baru lahir.( buku asuhan persalinan normal,2008 ).

2.8.2    Tujuan Asuhan Persalinan Normal
Tujuan asuhan persalinan normal (APN ) ialah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman,dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang nayi.(prawihardjo: 2006)
Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yng tinggi bagi ibu dan bayinya. melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan berkualitas pelayanan dapat terjadi pada tingkat yang diinginkan.dengan pendekatan seperti ini, berarti  bahwa setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai al    asan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan.( buku asuhan persalinan normal, 2008 ) .


2.8.3    Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan Dan Kelahiran Bayi
•    Membuat keputusan klinik
Merupakan suatu proses pemecahan masalah yang digunakan untuk   merencanakan asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir.
•    Asuhan sayang ibu dan bayi
Asuhan dengan prinsif saling menghargai budaya,kepercayaan,dan keinginan ibu.
•    Pencegahan Infeksi
Tindakan pencegahan infeksi tidak terlepas dari komponen-komponen lain dari asuhan persalinan dan kelahiran bayi. upaya-upaya untuk menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi migkroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit yang berbahaya.
•    Pencatatan( rekam medik )
o    Mencatat semua data hasil pemeriksaan, diaognosa, obat-obatan, asuhan/perawatan
o    Pastikan bahwa semua dicatat,jika tidak dicatat asuhan tersebut tidak pernah dilakukan
o    Pastikan setiap partograf bagi setiap pasien di isi dengan lengkap dan benar ( saifuddin,2002).
•    Rujukan
Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15 % diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Sangatlah sulit menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan merujuk ibu dan/atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika penyulit terjadi.
B. (Bidan)
Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompoten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
A.    (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam perjalanan.
K. (Keluarga)
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.
S. (Surat)
Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada saat rujukan.
O. (Obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat-obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
K. (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan itu cukup baik untuk mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.
U. (Uang)
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.
DA.(darah)
Ingatkan pada keluarga untuk mempersiapkan tranfusi darah yang sesuai.( JNPK-KR,2007).

2.8.4    Langkah- Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)
Persalinan merupakan proses fisiologis yang tidak akan habis sejalan dengan kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Asuhan Persalinan Normal (APN) disusun dengan tujuan terlaksananya persalinan dan pertolongan pada persalinan normal yang baik dan benar, target akhirnya adalah penurunan angka motalitas ibu dan bayi di Indonesia. Pada awalnya APN terdiri dari 60 Langkah, namun setelah direvisi menjadi 58 Langkah, sebagai berikut :
1.    Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.
2.    Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin dan memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
3.    Memakai celemek plastik.
4.    Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan degan sabun dan air mengalir.
5.    Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6.    Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali ke dalam wadah partus set.
7.    Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
8.    Melakukan pemeriksaan dalam (pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah).
9.    Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memaki sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 % kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5 % selama 10 menit. Mencuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
10.    Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai (pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit)).
11.    Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12.    Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13.    Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14.    Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15.    Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16.    Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian b[awah bokong ibu
Letakkan kain bersih di bawah bokong ibu
17.    Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat,bahan
18.    Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19.    Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang  handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
20.    Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21.    Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22.    Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23.    Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24.    Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
25.     Melakukan penilaian selintas : (a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan? (b) Apakah bayi bergerak aktif ?
26.     Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu.
27.    Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28.    Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29.    Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin) pada ibu.
30.    Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31.    Pemotongan dan pengikatan tali pusat
32.    Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
33.    Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
34.    Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
35.    Meletakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36.    Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorsokrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
37.    Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial).
38.    Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39.    Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase (pemijatan) pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40.    Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan ke dalam kantong plastik yang tersedia.
41.    Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42.    Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43.    Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
44.    Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
45.    Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
46.    Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
47.    Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan  menilai kontraksi.
48.    Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49.    Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
50.    Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
51.    Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
52.    Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53.    Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
54.    Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
55.    Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56.    Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57.     Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58.    Melengkapi partograf ( Buku Panduan Peserta Asuhan persalinan Normal, 2008).
2.8.5 Partograf
Partograf  adalah alat bantu memantau kemajuan kala 1 persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
a.    Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam.
b.    Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
c.    Data pelengkapan yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu,kondisi bayi,grafik laboratorium,membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir.( JNPK-KR:2007 )
•    Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
a.    Denyut jantung janin catat setiap 1 jam
b.    Air ketuban catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan  vagina.
•    U : Selaput utuh  
•    T :  Selaput pecah,air ketuban jernih
•    M : Air ketuban bercampur mekonium
•    D :  Air ketuban bernoda darah
•    K :  Tidak ada cairan ketuban / kering
a.    Perubahan bentuk kepala janin ( molding atau molase) :
b.    Pembukaan mulut rahim( serviks ) dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x).
c.    Penurunan : Mengacu pada bagian kepala ( di bagi 5 bagian ) yang teraba ( pada pemeriksaan abdomen/luar) diatas simpysis pubis : catat dengan tanda lingkaran  (O) pada setiap pemeriksaan dalam.pada posisi 0/5,sinsiput (S) atau paru
d.    Waktu : Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima.
e.    Jam : Catat jam sesungguhnya
f.    Kontraksi : Catat setiap setengah jam : lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap-tiap kontraksi dalam hitung detik.
-  Kurang dari 20  detik
-   Antara 20 dan 40 detik
-   Lebih dari 40 detik  
g.    Oksitosin : Jika memakai oksitosin catatlah berapa banyaknya oksitosin per volume cairan infus dan dalam tetesan permenit.
h.    Obat yang diberikan : Catat semua obat lain yang diberikan
i.    Nadi :catatlah setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar ( .)
j.    Tekanan darah : Catatlah setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah
k.    Suhu badan : Catatlah setiap 2 jam
l.    Protein,Aseton,dan volume urin : Catatlah setiap kali ibu berkamih
Jika temuan-temuan melintas kearah kanan dari garis waspada,petugas kesehatan harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan yang tepat.












BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1  KALA I
Pengkajian dilakukan pada Tanggal 14 Desember 2011 , Pukul 06.30 WIB, Di LINIK  RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH Palembang Desember 2011.
I. DATA SUBJEKTIF
     A. Biodata
Nama    : Ny.”C”                Nama        :Tn”T”
Umur    : 29 tahun                Umur        : 30 tahun
Agama    : Islam                Agama        : Islam
    Suku/ bangsa    : Sumatra /indonesia        Suku/Bangsa    : Indonesia
Pendidikan    : SMA                Pendidikan    : SMA
Pekerjaan    : IRT                Pekerjaan    : Swasta
    Alamat     : Lr. Serdo Usman Ali NO.16 RT 18 RW 05 Kel.sungai buah  
B. Alasan Datang     :
    Pada tanggal 14 Desember pukul 05.30 WIB ibu datang ke KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIAH Palembang . Ibu mengaku hamil 9 bulan anak pertama. Ibu mengeluh nyeri  di daerah perut yang menjalar ke pinggang dan sudah keluar lendir bercampur darah sejak pukul  03.00 WIB, riwayat keluar Lendir dan Darah ada, gerakan anak masih di rasakan ibu.
C. Riwayat Haid
1. Haid
Menarche          : 17 tahun
Siklus              : 28 hari
Lamanya          :  7 hari
Warna              : Merah kehitaman
Jumlah              : 2 x ganti pembalut / hari
Dismenore         : Ada , pada hari pertama
1.    Riwayat Perkawinan
Kawin        : Ya, yang pertama
Usia Kawin        : 24 Tahun
Lama Perkawinan    : 5 Tahun
2.    Riwayat Kehamilan, persalinan dan Nifas yang lalu
No    Umur
Kehamilan    Jenis
Per
salinan    Ditolong
Oleh    Penyulit    Tahun
Persalinan    Nifas/laktasi    Anak
                            BB    TB    JK    KET
1.    Hamil ini                                  


3.    Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT                      : Bulan April 2010
TP                    : Bulan Desember 2011
ANC                    : 7x di Bidan
- TM I                     : 2 x di Bidan
- TM  II                    : 2 x di Bidan
-TM  III                    : 3 x di Bidan
Imunisasi TT                : 1 x di Bidan
Tablet Fe                : 90 Tablet selama kehamilan
Rencana Persalinan             : Di Rumah Sakit
Keluhan         
- TM I                : Mual dan pusing
- TM II                : Tidak ada
-TM III                : Sering kencing
D. Riwayat KB
     Pernah menjadi akseptor KB        : Pernah
     Jenis Kontrasepsi yang digunakan        : Kb suntik
E. Data Kesehatan
1.Penyakit yang diderita pasien
 Penyakit Keturunan            : Tidak ada
 Penyakit yang pernah diderita pasien    : Tidak ada
2.Riwayat penyakit keluarga / keturunan
  Penyakit keturunan            : Tidak ada
3.Riwayat operasi yang pernah dijalani    : Tidak ada
4.Riwayat keluarga / keturunan
     Gemelli        : Tidak ada

F.Pola kebiasaan Sehari-hari
1.    Pola Nutrisi
Makan             : 3 x/hari, yaitu
Pagi    : 1 piring nasi, telur dadar atau tahu,          tempe dan 1 gelas susu
Siang        : 1 piring nasi,1 mangkuk sayur, ikan, dan lauk pauk lainnya.
Malam        : 1 piring nasi, 1 mangkuk sayur bening,dan ikan goreng.
Alergi                : Tidak ada
Minum                : 3 Liter/hari
2.    Pola istirahat dan aktivitas
Tidur Siang            : ± 1 jam/hari
Tidur Malam            : ±7 jam/hari
Aktivitas            : Melakukan pekerjaan rumah tangga
3.    Pola Eliminasi
-    BAB
Frekuensi            : ± 1 x sehari
Konsistensi            : Lembek
Penyulit            : Tidak ada
Warna            : Kuning kecoklatan
-    BAK
Frekuensi             : ± 8 x sehari
Penyulit        : Tidak ada
Warna        : Kuning bening
-    Personal Hygine
Mandi            : 2 x/hari
Gosok gigi            : 3 x/hari
Ganti pakaian dalam            : 2 X sehari selesai mandi
G.    Riwayat Psikososial
Hubungan ibu dengan suami    : Harmonis
Hubungan ibu dengan keluarga    : Harmonis
Keadaan Psikologik        : Baik
II. DATA OBJEKTIF
1)    Keadaan Umum
Kesadaran            : Compos mentis
Keadaan Emosional    : Baik
2)    Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah        : 110 / 80 mmHg
Polse            : 80 x / menit
Respirasi            : 20 x / menit
Suhu            : 36,50C
3)    Status Gizi
Berat Badan
o    Sebelum Hamil    : 55 Kg
o    Sekarang        : 68 Kg
Tinggi Badan        : 156 cm
Lila            : 24 cm
4)    Mata
Kelopak Mata        : Tidak ada kelainan
Konjungtiva        : Tidak anemis
Skclera            : Tidak ikterik
Reflek pupil        : +
5)    Mulut dan Gigi
Gigi            : Tidak caries
Gusi            : Tidak ada pembengkakan
        Kelainan        : Tidak ada
6)    Payudara
Keadaan        : Simetris
Areola mame        : Hyperpigmentasi
        Puting Susu        : Menonjol
        Pengeluaran Cairan    : (-)
        Masa            : Tidak ada
7)    Abdomen
-    Inspeksi
                   Keadaan        : Simetris
        Bekas Operasi        : Tidak ada
        Srtiae            : ada
-     Palpasi
Leopold I    :    TFU 3 jari bawah PX (MCD:30cm) pada fundus teraba bagian yang bulat, tidak keras  dan tidak melenting (bokong)
Leopold II    :    Punggung janin teraba disisi kanan perut ibu dan  bagian-bagian kecil janin teraba disisi kiri ibu
Leopold III    :    Di bagian bawah teraba bagian yang  bulat, keras, melenting (kepala). Kepala sudah masuk PAP
Leopold IV    :     Kepala sudah masuk PAP dengan penurunan 3/5
His     :     Positif (+)
Frekuensi            :    3x/10’/30”
Blass                   :     Kosong                
TBJ    :     (TFU–12) X 155 gr =(30-12)x 155 = 2790 gr (teratur).
-     Auskultasi         
DJJ                     :     Positif (+)
Frekuensi            :    147x/menit, sebelah kanan bawah pusat
8)    Ekstremitas
Atas
Oedem            : Tidak ada
Pergerakan            : Baik
Bawah
Varices            : tidak ada
Pergerakan            : Baik
Reflek patella        : +
9)    Genetalia
-    Inspeksi
Luka            : Tidak ada
Varises            : Tidak ada
Oedema        : Tidak ada
Peradangan        : Tidak ada
Perineum        : Utuh
Masa            : Tidak ada
-     Pemeriksaan Dalam
Portio              : Tipis
Pembukaan Servix    : 3 cm
Ketuban        : (+)
Presentasi        : Kepala
Penurunan        : 2/5
Penunjuk        : UUK Kanan Depan
- Pemeriksaan Penunjang
a)    Darah
Golongan Darah    : tidak di lakukan
Hb            : tidak di lakukan
b)    Urine
Protein        : tidak di lakukan
Glukosa        : tidak di lakukan



III. ANALISA DATA
Diagnosa    : G1 P0 A0 hamil Aterem, inpartu kala 1 fase aktif, Janin Tunggal Hidup, presentasi kepala.
Masalah    : - ibu merasa tidak nyaman akibat nyeri pada perut     sebalah kanan
   - Ibu mengeluh sakit di bagian pinggang
Kebutuhan    :
    Asuhan sayang ibu berupa gosokan pada punggung dan pengaturan nafas secara benar
    KIE tentang posisis yang nyaman selama persalinan
    KIE tentang asupan nutrisi dan cairan selama proses persalinan
    Persiapan persalinan

IV. PERENCANAAN
1.    KIE tentang tanda-tanda dan proses persalinan
•    Kekuatan HIS semakin sering terjaidi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
•    Dapat disertai pecah ketuban
2.    Dukungan dari orang-orang terdekat selama proses persalinan
•    Bidan menganjurkan suami untuk mendampingi ibu pada saat proses persalinan .
•    Ibu telah di dampingi oleh suami.
3.    Mengobservasi kondisi ibu dan janin dengan menggunakan partograf
•    Mencatat kemajuan persalinan menggunakan patograf secara berkala .
•    Telah di lakukan pencatatan kemajuan persalinan di patograf  .
4.    Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman bagi ibu
•    Bidan Mengatus posisi nyaman yaitu miring ke kiri atau ke kanan .
•    Ibu merasa nyaman .
5.    Menganjurkan ibu untuk tidak mengedan terlebih dahulu sebelum pembukaan lengkap .
•    Bidan menganjurkan ibu tidak mengedan sebelum pembukaan lengkap .
•    Ibu mengerti degan yang di jelaskan bidan .
6.    Menganjurkan ibu untuk BAK apabila kandung kemihnya terasa penuh .
•    Bidan menganjurkan pengosongan kandung kemih
•    Kandung kemih telah kosong .
7.    Memberikan asupan nutrisi kepada ibu berupa makanan dan minuman yang dapat memberikan energi bagi ibu selama proses persalinan
•    Bidan memberikan asupan nutrisi dan minum seperti makanan dan teh manis .
•    Ibu sudah diberikan makan dan minum .
8.    alat dan obat-obatan yang diperlukan selama proses persalinan, termasuk juga pakaian ibu dan bayi termasuk alat-alat resusitasi bayi atau perlengkapan bayi .
•    bidan menyiapkan alat persalinan dan perlengkapan ibu dan bayi.
•    Alat pertolongan persalinan telah disiapkan.

3.2  KALA II
PENGKAJIAN  dilakukan pada tanggal 16 Desember  2011, Pukul. 03.00 WIB, Di KLINIK RAWAT INAP DAN SUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH Palembang Desember 2011.
I. SUBJEKTIF
Ibu merasa sakit perut bagian bawah yang semakin  sering dan ada keinginan untuk meneran seperti ingin buang air besar, ibu  mengatakan keluar air-air secara tiba-tiba.
II. OBJEKTIF
1.     Keadaan Umum
Kesadaran                   : Composmentis
Keadaan emosional               : Baik
2.    Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah            : 120/70 mmHg
Polse                       : 24 x/menit
Respirasi                   : 82 x/menit
Suhu                       : 36,5 0C
3.    HIS                : (+)
Frekuensi            : 4 x/10’/45”
4.    DJJ                : 147x/menit
5.    Perineum            : Menonjol
6.    Vulva                : Membuka
7.    Anus                : Ada tekanan
8.    Pemeriksaan Dalam
Portio                 : Tidak teraba
Pembukaan             : Lengkap( 10 cm)
Ketuban             : (-)
Presentasi             : Kepala
Penurunan             : 0/5
Penunjuk             : UUK Kanan depan
III. ANALISA DATA
Diagnosa : G1 P0 A0 hamil aterm in partu , kala II Janin Tunggal Hidup,   Presentasi Kepala
Masalah  :      Ibu merasa mules dan ingin meneran
Kebutuhan:
    Atur posisi ibu saat meneran
    Ajarkan Cara meneran yang baik
    pimpinan persalinan

IV. PERENCANAAN
1.    Memastikan kembali alat-alat dan obat-obatan untuk persalinan siap untuk digunakan.
•    Bidan memastikan kembali kelengkapan alat dan obat-obatan .
•    Alat dan obat-obatan telah lengkap dan siap digunakan .
2.    Mempersiapkan diri untuk menolong persalinan dengan memakai alat perlindungan diri ( APD )
•    Bidan mempersiapkan diri dan memakai APD .
•    Bidan telah mempersiapkan diri .
3.    Beri tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap .
•    Memberi tahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap .
•    Ibu sudah di beritahu .
4.    Membimbing ibu cara meneran dan mengajarkan  yang baik dan benar
•    Bidan menjelaskan kepada ibu bah wa ibu sudah boleh meneran ketika ada rasa ingin meneran dan mengacarkan cara meneran yang benar agar proses persalinan lancar .
•    Ibu mengerti dengan yang dijelaskan oleh bidan .
5.    Pertolongongan persalinan .
•    Bayi lahir Spontanpada pukul 04:30 WIB , Jenis kelamin laki-laki , injeksi Vit K dan pemberian salep mata .
•    Selesai di lakukan .














3.3 KALA III
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Desember 2011, Pukul 04.35  WIB,
Di KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH desember 2011

I.    SUBJEKTIF
Ibu merasa lega dengan kelahiran bayinya, ibu mengatakan perutnya  masih mules dan badan terasa lelah .

II.    OBJEKTIF
1.    Bayi lahir spontan pada pukul 14.00 WIB, segera menangis kuat, Jenis kelamin                                      : Laki-laki
BB                     : 3000 gram
PB                    : 49 cm
2.    Keadaan umum
Kesadaran                 :  Compos mentis
Keadaan emosional             :  Baik
TD                    :  110/80 mmhg
Nadi                    :  80 x/menit
RR                    :  20 x/menit
Suhu                    :  36,5 0C
3. Inspeksi
Keluar darah dari vagina secara tiba-tiba, tampak tali pusat bertambah panjang
4. Palpasi
Kemungkinan adanya janin kedua    : Tidak ada
Bentuk uterus                : globular
TFU                    : sepusat
Kandung kemih                : kosong

III.    ANALISA DATA
Diagnosa         : P1 A0 Kala III dengan partus spontan
Masalah             : Ibu merasa lelah
Kebutuhan         :
1. Pemenuhan asupan nutrisi
2.    Melakukan manajemen aktif kala III untuk mempercepat Melahirkan plasenta

IV.    PERENCANAAN
1.    Observasi tanda-tanda vital ibu , Memberitahukan kepada ibu tentangkeadaannya.
Tekanan darah        : 120/80 mmHg
RR            : 24 x/menit
Nadi            : 80 x/menit
Suhu            : 36`C
2.    Memotong Tali pusat
•    Pemotongan tali pusat bayi dengan cara :
Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi. Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama. memotong tali pusat diantara kedua klem.
3.    Melakukan menejemen aktif kala III yaitu menyuntikan oksitosin 10 unit secara IM pada 1/3 paha bagian luar ,melakukan peregangan tali pusat terkendali.
•    Memberikan injeksi oksitosin IM pada 1/3 paha bagian luar . untuk memicu kontraksi uterus dan memantau pelepasan plasenta .
•    Prosedur di lakukan dan terdapat tanda-tanda pelepsan plasenta .
4.     Melakukan masase uterus
•    Ajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan masase uterus
•    Ibu dan keluarga melakukan .
5.     Observasi pendarahan
•    Melakukan observasi pendarahan
•    Pendarahan sebanyak ± 100 cc
6.     Lakukan penjahitan
•    Bidan menjahit bagian laserasi alan lahir
•    Penjahitan sudah di lakukan
7.     Beri pemenuhan rasa nyaman
•    Membersihkan ibu dan tempat persalinan , mengantikan ibu dengan kain yang bersih dan kering.
•    Prosedur telah di lakukan dan ibu merasa nyaman


3.4     KALA IV
PENGKAJIAN  dilakukan pada tanggal 16 Februari 2011 pada pukul 05.00 WIB , Di KLINIK RAWAT INAP DN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH  Palembang Desember 2011 .

I.    SUBJEKTIF
Ibu merasa senang dengan kelahiran bayi dan ari-arinya serta ibu mengaku masih merasa mules pada perutnya.
II.    OBJEKTIF
Plasenta lahir pukul 14.45 WIB, plasenta lahir lengkap,berat 500 grm, tebal 2 cm dan panjang tali pusat 50 cm.
1. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
Kesadaran             : Compos mentis
Keadaan emosional     : Tampak lelah
Tekanan darah         : 110/70 mmHg
Pols                :  80 x/menit
Respirasi             : 20 x/menit
Suhu             :  36 C
2. Pemeriksaan kebidanan
- Inspeksi
Perdarahan             : normal 100 cc
- Laserasi
Jalan lahir            : ada
Oedema            : tidak ada
- Palpasi
Kontraksi uterus         :  Baik
Konsistensi            :  Keras
Involusi uteri        :  Baik
TFU             :  Dua jari bawah pusat
Kandung kemih         :  Kosong
III.    ANALISA DATA
Diagnosa             : P1 A0  post partum kala IV
Masalah                 : ibu merasa mules pada perutnya
Kebutuhan             :  1. Pemantauan keadaan ibu
   2. KIE tentang cara masase uterus
IV.    PERENCANAAN
1.    Membantu ibu meningkatkan hubungan dengan bayinya dengan membiarkan ibu mendekap bayinya dan memberikan ASI
•    Memberikan KIE tentang ASI Ekslusif  kepada ibu dengan cara memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama.
•    Ibu mengerti dengan anjuran bidan.

2.    Mengajarkan ibu tentang perawatan bayi baru lahir .
•    Mengajarka ibu cara perawatan bayi baru lahir
•    Ibu mengerti dengan yang dijelaskan oleh bidan.
3.    Beri KIE tentang asupan nutrisi
•    Menganjurkan kepada ibu untuk memakan makanan yang bergizi seperti sayur , buah , dan banyak minum .
•    Ibu mengerti apa yg dianjurkan oleh bidan .
4.    Beri KIE tentang rasa nyaman
•    Menganjurkan ibu membersihkan alat kelamin setelah BAK dan BAB dengan menggunakan air Bersih . serta mengganti pakaian dalam jika terasa lembab.
•    Ibu mengerti dengan anjuran bidan .
5.    Kolaborasi dengan dokter SpOG Via telepon
•    Intruksi
-    Amoxcillin 500 mg 3 x 1 tablet per oral
-    Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 tablet per oral
-    Vit B-Complex 2 x 1 tablet per oral
•    Pemberian terapi obat telah dilakukan .
6.    Mensterilkan dan merapikan kembali peralatan dan tempat bersalin
•    Dekontaminasi tempat persalinan dan peralatan
•    Dekontaminasi alat dan tempat persalinan sudah di lakukan.
7.    Melakukan pendokumentasian dan melengkapi partograf
•    Bidan melakukan pendokumentasian dan melengkapi patograf.




BAB IV
PEMBAHASAN

Persalinan normal adalah setelah bayi lahir spontan serta tidak ada  komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi serta asfiksia bayi baru lahir .
Tujuan asuhan persalinan yang normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan tercapainya derajad kesehatan bagi ibu dan  melalui berbagai upaya yang terintergasi dan lengkap serta interveyansin minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.Didalam asuhan persalinan nomal dapat 58 langkah  berguna untuk menuntun pelaksanaan persalinan yang aman dan bersih.
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Ny”S” pada tanggal 16 Desember 2011 pukul 03.30 WIB di ruang KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH Palembang ,maka berdasarkan data subjektif dan objektif dapat di tegakan diagnosa G1 P0 A0 hamil minggu, Puka , Preskep, JTH , dengan pemerksaan dalam yaitu pembukaan sevik 10 cm, portio tipis, pendataran 40 %, ketuban (-), terbawah kepala, dan penurunannya 2/5. Dalam kondisi ini ibu sudah tidak diperbolehkan lagi untuk berjalan-jalan dikarenakan ketuban telah pecah.
Pada kala II yaitu pukul 04.00 WIB, ibu mengaku ada dorongan untuk meneran. Maka dilakukan pemeriksaan dalam, kemudian didapatkan hasil pemeriksaan yaitu pembukaan lengkap 10 cm , portio tidak teraba lagi, pendataran 100%,dan penurunan 0/5, kemudian ibu di pimpin untuk meneran, pada pukul 14.30 WIB bayi lahir spontan dengan APGAR SCORE 8/9, jenis kelamin laki-laki dengan berat 3000 gram dan panjang badan 49 cm. Lamanya kala 1 pada kasus ini tampaknya tidak sesuai dengan teori yang ada  .
Pada kala III yaitu 04.40  WIB , sesuai manajemen aktif kala III di lakukan peregangan tali pusat terkendali,dan plasenta lahir lengkap, kotiledon lengkap .
Pengkajian kala IV dilakukan setiap 15 menit yaitu pada satu jam pertama dan pengkajian selanjutnya dilakukan setiap 30 menit yaitu pada satu jam kedua, dan pada praktiknya pukul 04.55 WIB  di lakukan pengkajian dengan hasil yaitu : TD:120/80mmhg, nadi:80x/mnt, RR:24x/mnt, TFU:2jari di bawah pusat, Kontraksi uterus baik, perdarahan:100cc. Dan pada pukul 05.00 WIB  di lakukan pengkajian selanjutnya dengan hasil TD:120/80mmhg, Nadi:80/mnt, RR:20x/mnt, kontraksi uterus baik, perdarahan 50cc.













BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1    Kesimpulan
Berdasarkan Kasus pada Ny”C”, dapat disimpulkan bahwa  persalinan Ny”C” adalah Persalinan spotan  karena menurut hasil pemeriksaan tidak terdapat data-data yang mengindikasikan persalinan dengan tindakan dan komplikasi.
Mahasiswa dapat melaksanakan pengumpulan data-data dasar dengan mengidentifikasi Ny”C” dan mahasiswa dapat melakukan analisa data dan mencoba menegakan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada ibu, mahasiswa dapat merencanakan asuhan secara keseluruhan untuk Ny”C” dan dapat mengimplementasikannya serta mampu mengevaluasi dan melakukan dokumentasi kembali Asuhan Persalinan yang telah di berikan.
5.2    Saran
5.2.1    Bagi KLINIK RAWAT INAP DAN RUMAH BERSALIN PKU MUHAMMADIYAH Palembang .
Di harapkan pihak Rumah sakit melengkapi sarana dan prasarana supaya pelayanan yang diterima dan diberikan menjadi  lebih baik untuk masyarakat dan mahasiswa di masa yang akan datang. Untuk bagian Kebidanan kebidanan agar tetap mempertahankan kualitas pelayanan.
5.2.2    Bagi Institusi Pendidikan
Di harapkan institusi pendidikan agar tetap meningkatkan keterampilan pada mahasiswi Kebidanan pondok pesantren Assanadiyah  Palembang dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin  dengan memperbanyak latihan baik di institusi pendidikan maupun langsung di lahan praktik (Rumah Sakit, BPS, Dsb)
5.2.3    Bagi Mahasiswa
    Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan selama proses pembelajaran dilahan praktik
    Mahasiswi sebaiknya menerapkan 5 S (Senyum, salam, sapa,sopan ,santun.)
    Mahasiswi dalam melakukan praktik harus tetap menjaga etika dan privaci pasien.















DAFTAR PUSTAKA


Tim Revisi. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK – KR
Saifudin Abdul Bari, Andriansz George, dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Manuaba Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Saifudin Abdul Bari, Rachimhadi Trijatmo, dkk. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka
Tim Revisi. 2008. Buku Panduan Peserta Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR




  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar