infertilitas adalah ketidakmampuan secara biologis dari
seorang laki-laki atau seorang perempuan untuk menghasilkan keturunan.
Infertilitas juga berarti perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai
melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu). Dalam bahasa awam, infertil
disebut juga tidak subur.
Definisi Infertilitas
Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami-istri dikatakan infertil jika:
- Tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun.
- Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
- Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu).
Infertilitas Primer vs Infertilitas Sekunder
Infertilitas sendiri ada dua macam, yaitu infertilitas primer dan
infertilitas sekunder. Pasangan dengan infertilitas primer tidak bisa
hamil sedangkan infertilitas sekunder adalah sulit untuk hamil setelah
sudah pernah sekali hamil dan melahirkan secara normal sebelumnya.
Penyebab Infertilitas
- Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas, antara lain:
- Umur.
- Lama infertilitas.
- Emosi.
- Lingkungan.
- Hubungan seksual.
- Kondisi sosial dan ekonomi.
- Kondisi reproduksi wanita, meliputi cervix, uterus, dan sel telur.
- Kondisi reproduksi pria, yaitu kualitas sperma dan seksualitas.
- Penyebab lain.
(1) Umur
Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun.
Hal ini dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase
reproduksi wanita adalah masa sistem reproduksi wanita berjalan optimal
sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai setelah fase
pubertas sampai sebelum fase menopause.
Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat
bereproduksi, yang ditandai dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche)
dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder, yaitu membesarnya payudara,
tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, dan timbunan lemak di
pinggul. Fase pubertas wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase
menopause adalah fase di saat haid berhenti. Fase menopause terjadi
pada umur 45-55 tahun.
Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita
mengalami menarche sampai menopause, wanita mengalami menstruasi secara
periodik yaitu pelepasan satu sel telur. Jadi, wanita dapat mengalami
menstruasi sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35 tahun simpanan sel
telur menipis dan mulai terjadi perubahan keseimbangan hormon sehingga
kesempatan wanita untuk bisa hamil menurun drastis. Kualitas sel telur
yang dihasilkan pun menurun sehingga tingkat keguguran meningkat. Sampai
pada akhirnya kira-kira umur 45 tahun sel telur habis sehingga wanita
tidak menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi. Pemeriksaan cadangan
sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau USG saat
menstruasi hari ke-2 atau ke-3.
(2) Lama Infertilitas
Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih dari 50%
pasangan dengan masalah infertilitas datang terlambat. Terlambat dalam
artian umur makin tua, penyakit pada organ reproduksi yang makin parah,
dan makin terbatasnya jenis pengobatan yang sesuai dengan pasangan
tersebut.
(3) Emosi
Stres memicu pengeluaran hormon kortisol yang mempengaruhi pengaturan hormon reproduksi.
(4) Lingkungan
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah
menguap, silikon, pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing),
dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan alkohol) dapat mempengaruhi
sistem reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan teh.
(5) Hubungan Seksual
Penyebab infertilitas ditinjau dari segi hubungan seksual meliputi: frekuensi, posisi, dan melakukannya pada masa subur.
(6) Frekuensi
Hubungan intim (disebut koitus) atau onani (disebut
masturbasi) yang dilakukan setiap hari akan mengurangi jumlah dan
kepadatan sperma. Frekuensi yang dianjurkan adalah 2-3 kali seminggu
sehingga memberi waktu testis memproduksi sperma dalam jumlah cukup dan
matang.
(7) Posisi
Infertilitas dipengaruhi oleh hubungan seksual yang berkualitas,
yaitu dilakukan dengan frekuensi 2-3 kali seminggu, terjadi penetrasi
dan tanpa kontrasepsi. Penetrasi adalah masuknya penis ke vagina
sehingga sperma dapat dikeluarkan, yang nantinya akan bertemu sel telur
yang “menunggu” di saluran telur wanita. Penetrasi terjadi bila penis
tegang (ereksi). Oleh karena itu gangguan ereksi (disebut impotensi)
dapat menyebabkan infertilitas. Penetrasi yang optimal dilakukan dengan
cara posisi pria di atas, wanita di bawah. Sebagai tambahan, di bawah
pantat wanita diberi bantal agar sperma dapat tertampung. Dianjurkan,
setelah wanita menerima sperma, wanita berbaring selama 10 menit sampai 1
jam bertujuan memberi waktu pada sperma bergerak menuju saluran telur
untuk bertemu sel telur.
(8) Masa Subur
Marak di tengah masyarakat bahwa supaya bisa hamil, saat berhubungan
seksual wanita harus orgasme. Pernyataan itu keliru, karena kehamilan
terjadi bila sel telur dan sperma bertemu. Hal yang juga perlu diingat
adalah bahwa sel telur tidak dilepaskan karena orgasme. Satu sel telur
dilepaskan oleh indung telur dalam setiap menstruasi, yaitu 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya. Peristiwa itu disebut ovulasi. Sel telur kemudian menunggu sperma di saluran telur (tuba falopi) selama kurang-lebih 48 jam. Masa tersebut disebut masa subur.
Cara untuk mengetahui masa subur antara lain:
- Dengan memperhatikan keluarnya lendir mulut rahim yang dapat diraba dengan jari (pastikan jari bersih untuk mencegah terjadinya infeksi). Pada saat subur, keluarlah cairan bening seperti putih telur sehingga kelamin terkesan basah. Banyak wanita menganggap hal itu sebagai keputihan. Di luar saat subur, lendir mulut rahim hanya sedikit dan lebih kental sehingga kelamin terkesan kering.
- Dengan mengukur suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun tidur selama
beberapa bulan siklus menstruasi (biasanya sampai tiga bulan). Tanda
ovulasi adalah apabila terjadi sedikit kenaikan suhu tubuh pada
pertengahan siklus haid. Suhu tubuh itu disebut sebagai suhu basal
tubuh, yaitu suhu tubuh dalam kondisi istirahat penuh. Peningkatan suhu
tubuh yang jelas, walalupun sedikit (sekitar 0,2-0,5 °C), terjadi karena
produksi hormon progesteron yang muncul segera setelah ovulasi.
Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu tubuh setiap pagi pada waktu bangun
tidur, dan dicatat pada suatu grafik khusus (bisa didapatkan dari
dokter). Cara mengukur sendiri suhu basal tubuh:
- Guncang termometer (termometer dapat dibeli di apotek) hingga di bawah 36 °C, dan siapkan termometer di dekat tempat tidur Anda sebelum tidur.
- Saat terbangun di pagi hari, letakkan termometer di mulut anda (termometer oral) selama 10 menit. Penting untuk Anda ingat adalah jangan banyak bergerak. Tetaplah berbaring dan istirahat dengan mata tertutup. Jangan bangun selama 10 menit hingga selesai pengukuran.
- Setelah 10 menit, bacalah dan catat suhu tubuh Anda pada grafik saat tanggal pemeriksaan itu.
- Dengan memeriksa lendir rahim di bawah mikroskop. Pada saat subur akan tampak bentukan seperti daun pakis yang sempurna.
- Dengan pemeriksaan USG melalui vagina. Dengan pemeriksaan USG melalui vagina dapat dilihat dengan jelas sel telur yang sudah dilepaskan dari indung telur.
(9) Kondisi Sosial dan Ekonomi
Kondisi Sosial dan ekonomi yang semakin buruk akan memperbesar kemungkinan terjadinya infertilitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar