Ultrasonografi merupakan salah satu 
teknologi kesehatan yang bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan 
kesehatan. Ultrasonografi atau disingkat USG adalah suatu kaidah 
pemeriksaan tubuh menggunakan gelombang bunyi pada frekuensi tinggi. 
Teknologi USG tidak asing bagi kaum ibu karena mereka biasanya 
menggunakannya pada masa kehamilan untuk memonitor keadaan janin dalam 
kandungan. USG ini adalah salah satu aplikasi teknologi radar dan telah 
ada sejak puluhan tahun lalu. Lebih jauh kea rah medis, USG medis 
(sonografi) dapat diartikan sebagai sebuah teknik diagnostik pencitraan 
menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal 
dan otot, struktur, dan luka patologi, sehingga teknik ini berguna untuk
 memeriksa organ. Namun biasanya sonografi obstetrik digunakan ketika 
masa kehamilan.
Prisip USG adalah penggunaan gelombang 
ultrasonik, yaitu gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada
 kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa 
mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai 
frekuensi antara 20 – 20.000 cpd (Cycles per detik- Hertz). Sedangkan 
dalam pemeriksaan USG ini mengunakan frekuensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta 
Hz).
Perangkat USG terdiri dari transducer,
 monitor, dan mesin USG. Transducer adalah komponen USG yang 
ditempelkan  pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding 
perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transducer
 terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang
 disalurkan oleh transducer. Monitor merupakan perangkat yang 
digunakan untuk menampilkan display hasil USG dan mengetahui arah dan 
gerakan jarum menuju sasaran. Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana
 fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. 
Mesin USG merupakan CPU dalam teknologi USG sehingga di dalamnya 
terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC termasuk 
untuk mengubah gelombang hasil USG menjadi gambar.
Dalam pemeriksaan kandungan dengan USG, 
ada dua metode yang lazim ditempuh. Pertama, metode transabdominal. 
Metode ini paling dikenal karena ditemukan lebih dahulu. Dokter akan 
mengoleskan semacam jelly di perut lalu menggerakkan transducer
 untuk memperoleh gambaran yang dikehendaki. Secara sederhana, jelly 
berfungsi mempertinggi kemampuan mesin USG untuk mengantarkan gelombang 
suara. Metode kedua adalah transvaginal. Pada metode ini, transducer
 dimasukkan ke vagina. Dengan cara ini, gambar yang dihasilkan lebih 
jelas karena resolusi yang lebih tinggi. Maklum, obyek yang diperiksa 
berada lebih dekat dengan transducer ketimbang pada metode 
transabdominal. Sebagai catatan, metode transvaginal dijamin tidak 
berefek negatif apa pun untuk wanita hamil dan janin yang dikandungnya. 
Prosedur pemeriksaan dengan metode ini memakan waktu sekitar 15 menit. 
Selama pemeriksaan, pasien dapat menyaksikan gambar-gambar bayinya 
melalui monitor.
Pemeriksaan USG tidak ada kontra 
indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk 
penyakit penderita. USG juga tidak berbahaya bagi janin karena USG tidak
 mengeluarkan radiasi gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada 
otak si jabang bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar rontgen. 
USG baru berakibat negatif jika telah dilakukan sebanyak 400 kali. 
Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak 
berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Dalam 20 tahun terakhir ini, 
diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG 
mempunyai peranan penting untuk menentukan kelainan berbagai organ 
tubuh. Jadi, jelas bahwa dalam penggunaan USG untuk menegakkan diagnosa 
medis tidak memiliki kontra indikasi atau efek samping terhadap pasien.
Ada beberapa prosedur yang perlu 
diperhatikan dalam penggunaan USG, yaitu lebih kepada persiapan pasien, 
walaupun sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus. Walaupun demikian
 pada penderita obstivasi, sebaiknya semalam sebelumnya diberikan 
laksansia. Untuk pemeriksaan alat- alat rongga di perut bagian atas, 
sebaiknya dilakukan dalam keadaan puasa dan pagi hari dilarang makan dan
 minum yang dapat menimbulkan gas dalam perut karena akan mengaburkan 
gambar organ yang diperiksa. Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan
 puasa sekurang-kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh 
dilatasi pasif yang maksimal. Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah 
pelvis, buli-buli harus penuh. Pasien akan diminta untuk menurunkan 
 celana/rok hingga pangkal paha. Setelah itu gel dingin, sebagai 
konduktor gelombang  suara akan dioleskan di atas perut pasien. 
Sonografer akan menggunakan suatu alat untuk menghasilkan gelombang 
suara ke dalam rahim. Alat tersebut digerakan perlahan di atas perut 
pasien. Gelombang suara dipantulkan oleh tulang dan jaringan tubuh 
kembali ke alat pemindai sebagai sinyal listrik untuk mengghasilkan 
citra berwarna hitam dan putih dari si janin. Biasaanya pada kehamilan 
trimester 1, dianjurkan agar pasien tidak buang air kecil dulu atau 
banyak minum agar dapat melihat rahim dan janin dengan lebih baik.
Setelah dilakukan proses USG, akan 
diperoleh hasil berupa print out USG. Pada hasil USG, selain
 gambar janin, terdapat tabel-tabel atau angka-angka yang diukur dari 
pengukuran dokter terhadap tungkai lengan, kaki, dan diameter kepala. 
Itu semua bisa menghasilkan rumus yang menunjukkan berat janin. Namun 
hanya dokter yang bisa membacanya. Adapun istilah umum yang biasa 
diketahui, yaitu :
- LMP (last menstrual period): hari pertama haid terakhir.
- EDD (LMP): taksiran persalinan berdasarkan tanggalan menstruasi.
- GA (Gestational Age). Ini menunjukkan perkiraan umur kehamilan, berdasarkan panjang tungkai lengan, tungkai kaki ataupun diameter kepala. Jika salah satu dari GA di foto USG menunjukkan besaran yang tidak normal, dokter langsung bisa mendeteksinya sebagai kelainan. Terutama GA di bagian kepala
Dalam print out hasil USG juga terdapat 
kolom Fetal Biometry, dari kolom ini dapat dibaca 
informasi-informasi sebagai berikut :
- BPD: Biparietal diameter. Ini adalah ukuran tulang pelipis kiri dan kanan. Biasa digunakan untuk mengukur janin di trimester dua atau tiga.
- HC: Head Circumferencial atau lingkaran kepala
- AC: Abdominal Circumferencial. Ukuran lingkaran perut bayi. Jika dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan berat bayi.
- FL: Femur Length. Merupakan ukuran panjang tulang paha bayi.
- FW: Fetal weight atau berat janin
Biasanya, yang diperiksa saat USG adalah
 mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilan, yaitu :
- Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada awal kehamilan 5 ½ minggu, kemudian detak jantung janin biasanya diketahui dalam usia tujuh minggu.
- Mengetahui usia kehamilan
- Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.
- Masalah dengan plasenta. USG bisa menilai dan mengetahui kondisi plasenta, apakah ada masalah misalnya seperti plasenta previa.
- Kehamilan kembar. Dengan pemeriksaan USG bisa mengetahui apakah ada satu atau lebih fetus di rahim.
- Mengukur cairan ketuban. Jumlah cairan ketuban dapat dinilai dengan USG, sehingga jika terjadi masalah ketika kandungan kelebihan cairan ketuban atau terlalu sedikit.
- Kelainan letak janin. Tidak saja kelainan janin dalam rahim, tetapi bisa juga mengetahui kelainan yang bisa diketahui dengan USG, seperti ; hydrocefalus, kelainan jantung, down syndrome.
- Mengetahui jenis kelamin bayi.
Penggunaan USG tidak hanya untuk masalah
 kandungan dan kebidanan, tapi juga dapat memberikan kemudahan dalam 
memberikan pelayanan kesehatan, yaitu dapat dengan mudah dan murah 
mendeteksi sesuatu. Diantaranya adalah : USG mampu menemukan dan 
menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis, dapat membedakan 
kista dengan massa yang  solid, dapat mempelajari pergerakan organ ( 
jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya. USG 
dapat digunakan untuk pengukuran dan penetuan volum, pengukuran 
aneurisma arterial, fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak 
suatu massa untuk bioksi. USG juga dapat menentukan volum massa ataupun 
organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, 
ovarium, uterus, dan lain-lain). Dari hasil diagnosis seperti ini, dapat
 ditentukan bagaimana tindakan medis selanjuntnya, contohnya adalah 
menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor 
dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat.
Jenis - jenis USG
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik, sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar